Petugas kesehatan memberikan vaksin booster pada lansia di RSUD Wangaya, Denpasar, Jumat (14/1/2022). (BP/Dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Vaksinasi ketiga atau booster untuk masyarakat lanjut usia (Lansia) di Kabupaten Badung, baru mencapai 10.621 orang atau mencapai 21,7 persen dari target 49.003 sasaran pada Sabtu (12/2). Termasuk, juga vaksinasi booster untuk masyarakat rentan dan umum yang baru mencapai 10,8 persen atau 29.972 orang dari target 277.926 sasaran.

Juru Bicara Satgas COVID-19 Badung, I Gusti Ngurah Gede Jaya Saputra saat dikonfirmasi tak menampik perihal tersebut. Setelah vaksinasi kedua tuntas pihaknya akan menggerakkan faskes-fakes yang menjadi penyelenggara vaksinasi untuk melayani vaksinasi booster. “Setelah tuntas vaksinasi kedua kami akan menggenjot vaksinasi lansia ini,” ucapnya.

Baca juga:  Vaksinasi Nakes Kembali Dilanjutkan, Berbarengan dengan Lansia

Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan Badung, dr. Nyoman Gunarta, meminta masyarakat tidak menanggapi hal ini secara berlebihan. Sebab, untuk mencegah penularan varian Omicron dapat dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat dan mengikuti program vaksinasi sampai dosis ketiga.

“Dua hari lalu kemenkes juga menyatakan itu (omicron di Bali) tapi dari sisi surveilansnya. Dari sisi penanganannya masih sama dengan varian lain seperti delta, untuk pencegahan penularang tetap menjaga prokes secara ketat. Satu lagi bagi masyarakat yang belum mendapatkan vaksinasi dapat mengikuti hingga mendapatkan vaksinasi booster,” ungkapnya.

Baca juga:  Pastikan Vaksinasi Lansia Berjalan Baik, Wamenkes Cek RSD Mangusada

Namun demikian, mantan Dirut RSD Mangusada mengatakan sejatinya pihaknya belum pernah melihat hasil whole genome sequencing (WGS). Hai ini merupakan prosedur laboratorium untuk mendeteksi omicron seecara langsung.

“Tetapi melihat pola perkembangan kasus yang sedemikian rupa dan adanya lonjakan kasus yang samgat cepat kemungkinan besar ada omicron,” katanya.

Pihaknya juga mengatakan, untuk mengetahui seorang terpapar COVID-19 varian omicron harus dilakukan pengujian. Pengujian pun dilakukan di dua tempt yakni di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) dan pengujian di Jakarta langsung. “Saat hasil uji di Labkesda menunjukkan kemungkinan omicron maka semple tersebut akan dikirimkan ke Jakarta untuk dipastikan kembali,” ucapnya.

Baca juga:  Eksekusi Terkesan Lamban, Refocusing Anggaran COVID-19 Badung Disoroti

Namun demikian, pihaknya berharap dalam mengikapi varian omicron ini, masyarakat tidak panik dan tetap menjaga protokol kesehatan (prokes), yakni dengan cara memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan baik dengan air dan sabun maupun dengan handsabitizer. “Karena dalam pencegahan dan penularan omicron sama seperti COVID-19 varian lainnya,” sebutnya. (Parwata/balipost)

BAGIKAN