BANGLI, BALIPOST.com – Desa Adat Undisan Kelod selama ini sangat menyadari pentingnya pendidikan untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) berkualitas. Sejak tahun 1995, desa adat yang ada di Kecamatan Tembuku itu sudah punya awig-awig yang salah satunya mengatur agar para orang tua menyekolahkan anaknya minimal tingkat SMA.
Sebagaimana yang diungkapkan Bendesa Adat Undisan Kelod I Made Sudiasa, sampai saat ini aturan yang mengharuskan para orang tua menyekolahkan anaknya minimal SMA itu masih berlaku. Dengan adanya aturan itu, para orang tua di Desa Adat Undisan menjadi terdorong untuk menyekolahkan anaknya. “Sejauh ini belum ada sanksi bagi warga yang tidak menyekolahkan anaknya minimal SMA,” ujarnya diwawancara belum lama ini.
Diungkapkan saat ini hampir semua warga mengenyam pendidikan minimal di bangku SMA. Kalaupun ada yang tidak bisa sekolah hingga tingkat SMA, jumlahnya sangat kecil. Hal yang biasanya menjadi kendala, karena sakit atau persoalan tertentu.
Sudiasa mengatakan pihaknya berencana akan membuat prarem terkait pendidikan. Pihaknya menyadari pendidikan memiliki peranan penting dalam membangun sumber daya manusia yang handal. Pihaknya juga akan mencoba mencari solusi bilamana masih ada warga yang mengalami kendala menyekolahkan anaknya hingga tingkat SMA.
Dikatakan saat ini Desa Adat Undisan Kelod baru membuat tiga perarem yakni perarem ngadegang bendesa, prarem tentang LPD dan perarem kaitan sampah. Menurutnya dengan terbangunnya lembaga keuangan LPD di desa Undisan Kelod nanti, maka dapat membantu membangun pendidikan generasi di desa adat setempat.
Selain pendidikan, Desa Adat Undisan Kelod saat ini terus berupaya menggali dan mengembangkan potensi wisata yang dimiliki. Sebagian besar potensi yang ada sudah tergali dan tergarap oleh pelaku wisata setempat.
Salah satunya potensi wisata traking yang selama ini banyak diminati wisatawan. Selama ini pariwisata di Undisan Kelod dapat berkembang karena didukung SDM pariwisata mumpuni yang dimiliki. Banyak dari pelaku wisata di Undisan merupakan pioner pariwisata di Bali. Selain potensi pariwisata, Desa Adat Undisan juga memiliki potensi kerajinan bunga emas imitasi. Sekitar 20 persen warga di desa adat undisan Kelod berkecimpung di sektor kerajinan itu. (Dayu Swasrina/balipost)