SEMARAPURA, BALIPOST.com – Setelah mendapat kebijakan dari Gubernur Bali Wayan Koster, para yowana di desa adat mulai mempersiapkan diri untuk membuat lomba Ogoh-ogoh. Seperti di Desa Adat Gelgel, sekaa truna desa setempat akhirnya kembali bergairah untuk menggelar lomba Ogoh-ogoh.
Desa Adat Gelgel pun merespons positif, tentu dengan berbagai syarat protokol kesehatan sebagai objek penilaian. Desa Adat Gelgel telah menggelar paruman dengan Sekaa Truna di Wantilan Desa Adat Gelgel, Kamis (17/2).
Paruman dipimpin langsung Jro Bendesa Adat Gelgel Putu Gede Arimbawa. Setelah memutuskan akan menggelar lomba ogoh-ogoh, dalam paruman juga membahas bagaimana teknis kegiatannya. Rencana lomba akan digelar pada saat Pengerupukan, atau sehari sebelum pelaksanaan Catur Brata Penyepian pada 3 Maret nanti.
Pada kesempatan itu, Bendesa Adat Gelgel Putu Gede Arimbawa menegaskan bahwa lomba ogoh-ogoh, tentu sudah dapat digelar, setelah mendapat ‘lampu hijau’ dari Gubernur Bali, pascamendapat aspirasi dari para Pasikian Yowana di Bali. Namun, Sekaa Truna harus siap dengan segala kemungkinan, termasuk melihat situasi perkembangan kasus Covid-19.
Selanjutnya kriteria lomba ditekankan pada ketaatan pada prokes, tidak ada pementasan terpusat, ogoh-ogoh hanya diusung keliling desa. “Kami gunakan penilaian pada ketaatan prokes, bukan ogoh-ogohnya. Para pengusung yang dirapid tes antigen penilaiannya 40 persen, pakai masker 30 persen, tidak terpengaruh alkohol 20 persen dan ketepatan waktu 10 persen,” kata Arimbawa, Jumat (18/2).
Sesuai rencana, ogoh-ogoh akan start dari banjar masing-masing. Kemudian keliling desa dengan tertib. Pengusung ogoh-ogoh wajib menunjukkan hasil rapid test antigen dengan hasil negatif, pengusung dibatasi hanya 25 orang dan wajib menggunakan masker.
Bahkan, bila kondisi dan situasi tidak memungkinkan, maka hanya melakukan penilaian di tempat, tanpa adanya aktivitas keliling desa. Arimbawa menegaskan, agar situasi ini dapat disikapi dengan bijak.
Pihaknya selalu berupaya mengakomodir pelaksanaan tradisi budaya Bali di Desa Adat Gelgel. Maka, dia ingin agar Sekaa Truna di Desa Adat Gelgel dapat menjadi contoh ketaatan terhadap prokes melalui ruang lomba ogoh-ogoh ini.
Dia juga meminta kepada Klian Banjar untuk turut memantau dan mengikuti perkembangan situasi, bersama-sama menjaga keselamatan krama. Agar setiap warga dapat menerapkan prokes dengan disiplin.
Arimbawa juga menyampaikan terima kasih dan apresiasinya kepada Gubernur Bali. Karena telah merespons baik aspirasi pada Yowana di desa adat. Dia memahami ini sebagai keputusan berat, di tengah penyebaran Covid-19. Tanpa adanya kebijakan Gubernur Bali, pihaknya juga tidak berani melaksanakan lomba.
Maka, pihaknya berharap semua pihak dapat bertanggung jawab, melaksanakan tradisi, seni dan budaya ini dengan tertib. Sehingga tidak menimbulkan risiko-risiko lain yang dapat merugikan desa adat maupun pemerintah daerah. (Bagiarta/balipost)