Suasana rapat kerja di DPRD Bangli Senin (21/2). (BP/Ist)

BANGLI, BALIPOST.com – DPRD Bangli, Senin (21/2) menggelar rapat kerja dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) terkait rencana relokasi pedagang Pasar Loka Crana. Dalam rapat yang dipimpin Ketua DPRD Bangli Ketut Suastika itu, sejumlah dewan mengingatkan agar relokasi pedagang dilakukan ke satu tempat.

Permintaan itu disampaikan dewan menyusul rencana awal Disperindag yang akan menempatkan pedagang Pasar Loka Crana di dua tempat terpisah. Rapat yang digelar di kantor DPRD Bangli di Kubu, juga dihadiri beberapa perwakilan pedagang Pasar Loka Crana.

Dalam rapat itu terungkap bahwa relokasi pedagang Pasar Loka Crana dilakukan Pemkab sehubungan adanya rencana penataan pasar tersebut sebagai Mal Pelayanan Publik di tahun ini. Dimana dalam penataan itu, nantinya sepertiga bangunan pasar akan dijadikan Mal Pelayanan Publik. Sementara sisanya masih difungsikan sebagai pasar.

Baca juga:  Diduga Karena Sakit Perut Tak Kunjung Sembuh, Degeng Nekat Lakukan Ini

Kadisperindag Bangli Wayan Gunawan menyebutkan total jumlah pedagang di Pasar Loka Crana sebanyak 137 orang. Terdiri dari pedagang kain, sandal dan asesoris. Dari seluruh pedagang itu, rencananya sebanyak 74 pedagang akan tetap menempati kios di pasar itu. Sementara 63 pedagang sisanya akan direlokasi ke tempat lainnya.

Menanggapi hal itu, Ketua DPRD Bangli Suastika menyebut rencana relokasi tersebut konyol. Ia meminta pedagang Pasar Loka Crana jangan dipisah-pisah. Pedagang yang satu komoditi harus dikumpulkan satu tempat. “Ini tidak boleh dilakukan. Pengalaman saya ke pasar lainnya, kalau dagang kain misalnya ya ngumpul dengan dagang kain. Tidak ada dipisahkan,” kata Suastika.

Baca juga:  Pasar Badung Diresmikan Jokowi, Ini Jalur yang Ditutup Total

Anggota dewan lainnya, Nengah Dwi Madyayani juga menyampaikan pendapat serupa. Menurutnya jika pedagang di Pasar Loka Crana akan dipindah, harus dipindah semuanya. Supaya tidak menyisakan masalah kedepannya. “Pedagang harus ngomplek. Supaya tidak terjadi pedagang yang di tempat ini dapat jualan, yang satunya tidak,” kata I Ketut Guna, anggota dewan lainnya.

Sementara anggota dewan Jero Gede Tindih dalam rapat itu menyoroti persoalan pasar di Bangli yang selama ini seakan tidak pernah selesai-selesai. Sebagai wakil rakyat, ia meminta Disperindag untuk mengatur hal ini supaya tidak terus ada ribut-ribut dari pedagang.

Baca juga:  Protes Tarif Retribusi, Pedagang Ruko Pasar Banyuasri Datangi DPRD Buleleng

Dalam rapat kerja yang dihadiri beberapa OPD lainnya, yakni Dinas PUPRPerkim, Inspektorat dan BKPAD Bangli tersebut, pada akhirnya diputuskan pedagang Pasar Loka Crana seluruhnya direlokasi ke dalam satu tempat yakni Pasar Kidul. Sebagaimana yang disampaikan Suastika usai rapat kemarin, selama pembangunan di Pasar Kidul dan loka crana berjalan, pedagang Pasar Loka Crana akan direlokasi sementara di Pasar Eks LP.

“Kalau tidak cukup dicarikan tempat lain. Nanti kalau sudah selesai pembangunan di Pasar Kidul baru semua pedagang dipindah permanen ke Pasar Kidul,” jelasnya. Suastika juga mengatakan pihaknya telah mempersilakan Disperindag melakukan penggeseran anggaran untuk proses relokasi. (Adv/balipost)

BAGIKAN