JAKARTA, BALIPOST.com – Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate mendorong kelahiran talenta digital di Nusa Tenggara Timur lewat dunia pendidikan. Caranya dengan menyediakan fasilitas ekosistem pembelajaran yang suportif, kurikulum ajar yang akomodatif dan tenaga pengajar adaptif dan apresiatif.
Menteri Johnny menilai, Indonesia perlu memastikan pertumbuhan yang inklusif dan memberdayakan. Apabila hal itu telah dilaksanakan, Menkominfo meyakini penguatan titik-titik tumbuh SDM dan talenta digital yang tersebar di seluruh pelosok tanah air, termasuk di Nusa Tenggara Timur dapat mewujudkan talenta digital.
“Saya mengecek dan menemukan bahwa animo untuk mengambil bagian di dalam program digital skills di NTT masih kurang. Walaupun hari ini saya mendengar Unwira sudah mengambil bagian di dalamnya tetapi masih kurang. Karenanya, sebagai bagian dari ekosistem pengembangan SDM di NTT, Unwira diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang unggul dan berprestasi, mengedepankan kreativitas, integritas, kapasitas, dan kompetensi di era digital,” harapnya usai meresmikan Gedung St Arnoldus Janssen dan Aula St. Maria Immaculata di Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (23/2) dalam rilis yang diterima.
Mengutip Laporan Future of Jobs dari World Economic Forum Tahun 2020, Menteri Johnny merinci 10 jenis pekerjaan yang saat ini paling diminati. Pekerjaan yang berkaitan dengan sektor digital itu antara lain Data Analyst and Scientists, Big Data Specialists, AI and Machine Learning Specialists, dan Digital Marketing and Strategy Specialists. Selain itu ada juga Renewable Energy Engineers, Process Automation Specialists; Internet of Things Specialists, Digital Transformation Specialists, Business Services and Administration Managers, dan Business Development Professionals.
Merujuk laporan itu, Menkominfo mendorong Unwira mengadopsi dan mengadaptasi ekosistem digital. “Upaya transformatif tentu perlu didorong pula oleh kesiapan talenta digital sebagai agent of change dalam memanfaatkan berbagai inovasi-inovasi tersebut,” tandasnya.
Menurut Menteri Johnny, persinggungan multidisiplin dengan aspek teknologi kian terbuka, sehingga menjadi pilihan yang perlu diadopsi dan diadaptasi. “Tidak menutup kemungkinan juga bagi para sarjana untuk mengasah kompetensi teknologi yang unggul. Jadikan teknologi sebagai enabler dan pemicu lahirnya inovasi dalam apapun bidang yang saudara-saudari dalami,” ungkapnya.
Menurutnya, Kementerian Kominfo menggunakan pendekatan komprehensif yang mencakup tiga tingkatan. di tingkat dasar, pengembangan literasi digital melalui Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi terus digencarkan agar 12,5 juta rakyat Indonesia dapat terliterasi. Program yang begitu masif ini dikerjakan secara kolaboratif bersama dengan 34 pemerintah provinsi dan 514 pemerintah kabupaten dan kota.
“Pelatihan digital skills ini diikuti puluhan juta, bahkan ratusan juta masyarakat. Kominfo melakukan literasi digital kepada 12,5 juta rakyat Indonesia pada tahun lalu, Di tahun ini, ada 5,7 juta. Saya sedang berusaha minta supaya sama menjadi 12,5 juta. Dengan harapan, di akhir masa jabatan Bapak Presiden Joko Widodo nantinya, 50 juta rakyat Indonesia sudah terliterasi,” jelasnya.
Selanjutnya di tingkat intermediate, Kementerian Kominfo memiliki program khusus bagi para milenial tamatan SMA dan sarjana baru melalui Program Digital Talent Scholarship (DTS).
“Ada sebanyak 200.000 pelatihan. Program ini gratis dibiayai negara. Saya berterima kasih karena Unwira sudah melihatnya, me-recall jumlahnya 600.000 per tahun untuk intermediate digital skills. Dalam 15 tahun, jumlahnya 9 juta keahlian-keahlian spesifik,” ungkap Menkominfo.
Di level mahir, Kementerian Kominfo menyiapkan Program Digital Leadership Academy agar bisa membentuk 300 orang master mentor digital. Program ini, menurut Menteri Johnny ditujukan bagi pengambil-pengambil kebijakan di wilayah untuk pelaksanaan smart city, electronic government, e-Commerce, dan financial technology.
“Program ini bekerjasama dengan empat universitas ternama di dunia yakni Tsinghua University, National University of Singapore di Singapura, Oxford University di Inggris dan Harvard Kennedy School di Amerika Serikat. Saya minta juga para dosen untuk mengambil bagian di dalamnya, karena ini penting,” jelasnya
Menurut Menteri Johnny, dengan adanya Program Kampus Merdeka saat ini, relasi antara lembaga pendidikan, tenaga pengajar, dan mahasiswa menjadi makin integral dan koheren untuk mencapai tujuan pendidikan yang memberdayakan dan berkemajuan. Saat menandatangani prasasti, Menteri Johnny didampingi Uskup Agung Kupang Petrus Turang, Ketua Yayasan Pendidikan Arnoldus Kupang Yulius Yasinto, dan Rektor Unwira Philipus Tule.
Hadir pula Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi; Staf Khusus Bidang Komunikasi Politik, Philip Gobang; Kepala Biro Umum, Sensilaus Dore dan Kepala Balmon Spektrum Frekuensi Radio Kelas I Kupang, Latuse. (kmb/balipost)