AMLAPURA, BALIPOST.com – Tempat penglukatan Pura Panca Tirta mungkin belum banyak diketahui oleh masyarakat. Penglukatan yang berlokasi di Banjar Bujaga, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Kabupaten karangasem yang memiliki lima sumber mata air ini diyakini mampu mengabulkan permohonan keturunan hingga menyembuhkan penyakit non medis atau niskala.
Penuturan Pemangku Pura Beji Panca Tirta, Jro Ketut Mekel, keberadaan sumber mata air tersebut sudah ada sejak 1953 silam. Hanya saja masyarakat setempat belum mengetahui khasiat air tersebut. “Penglukatan ini disebut Pura Panca Tirta sehubungan tempat penglukatan dan nunas tamba tersebut terdiri atas lima mata air dengan lima pancuran bambu yang berbeda. Sumber air yang berbeda, termasuk fungsi dan khasiatnya juga berbeda,” ucapnya.
Ia menambahkan dari lima pancoran di Pura Panca Tirta, empat pancoran dipergunakan untuk membasuh. Sedangkan satu sumber mata air lainnya terletak tersembunyi dan posisinya lebih rendah sehingga hanya bisa digunakan obat (diminum) sebanyak sebelas kali.
“Yang membedakan di tempat pengelukatan lain, adalah air di tempat pengelukatan ini langsung dipasupati Ida Ratu Gede Balian Sakti. Karena di patirtaan juga didirikan palinggih Ida Ratu Gede Balian Sakti. Kemudian di depannya terdapat batu pengayatan Ida Bhatari Gangga yang terhubung langsung dengan pancoran utama. Sebelah selatan terdapat palinggih Ida Bhatari Sri Rambut Sedana yang terhubung dengan dua pancoran sekaligus,” katanya.
Menurut Mekel, pengelukatan ini diyakini mampu mengobati penyakit nonmedis atau sakit yang diakibatkan ilmu hitam. Di samping untuk melebur, air juga dipercaya membersihkan pekarangan, pepasangan, tetaneman, dan sejenisnya.
Selain untuk pengobatan penyakit nonmedis, masyarakat juga meyakini memohon keturunan di patirtaan bagi yang lama tak dikaruniai anak atau momongan. “Selama ini banyak warga sekitar yang mengalami sakit melukat di sini. Banyak juga yang mengatakan permohonannya untuk mendapatkan keturunan dikabulkan,” jelasnya.
Dia mengatakan untuk hari-hari biasa, pemedek yang datang mencapai 5 rombongan. Saat akhir pekan, bisa mencapai puluhan. Bahkan saat hari-hari suci agama Hindu, bisa mencapai ratusan orang. (Eka Parananda/balipost)