DENPASAR, BALIPOST.com – Dalam rangka kunjungan kerja serta peninjauan persiapan penyelenggaraan pertemuan KTT G20 tahun 2022 di Bali, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan meninjau percepatan penanganan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Padangsambian Kaja, Denpasar Barat, Jumat (25/2). Hadir mendampingi Gubernur Bali, Wayan Koster, Wali kota Denpasar, IGN. Jaya Negara, Sekda Kota Denpasar, IB. Alit Wiradana serta unsur terkait lainya.
“Kita ini mau buat Bali ini bersih, dimana nanti kita akan buat 3 TPST di Denpasar yakni pertamana di Desa Padangsambian Kaja, kemudian lanjut di Tahura Ngurah Rai dan Kesiman Kertalangu yang akan mampu menampung minimal 820 ton sampah perhari untuk diolah,” sebut Luhut.
Selain TPST, dalam penanganan sampah juga sudah dibangun beberapa TPS3R dan dilanjutkan lagi pada 2022 ini. “Itu juga nantinya akan ditambah lagi di TPS3R yang ada di Denpasar, dengan target selesai pada akhir bulan Juli 2022 ini. Target bulan Juli bisa tuntas dibangun sehingga bulan Agustus bisa beroperasi,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan, terkait pengelolalan hasil produk sampah, seperti pupuk, daur ulang akan berdampak juga kepada penghasilan UMKM di Denpasar. Dan diharapkan jika ini berjalan dengan baik serta lancar, bulan Oktober-Desember ini Bali termasuk Denpasar akan jauh lebih bersih dari pada sebelumnya.
Sementara Wali kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara mengatakan TPA Suwung saat ini kondisinya sudah overload. Tidak bisa lagi digunakan sebagai lokasi pembuangan sampah.
Untuk mengatasi masalah sampah jelang KTT G20, Pemerintah Kota Denpasar terus menggenjot pembangunan tiga unit tempat TPST. “Kota Denpasar akan membangun tiga unit TPST yang berada di Desa Padangsambian Kaja, Tahura Ngurah Rai dan Kesiman Kertalangu, dengan menyiapkan lahan 4 hektare,” jelasnya.
Pembangunannya akan dibantu oleh pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR. Untuk TPST Padangsambian Kaja dibangun di atas lahan seluas 80 are. Dalam satu hari bisa menyerap sampai 120 ton sampah per hari dan bisa melayani 120 ribu jiwa atau 30 ribu KK.
Lebih lanjut disampaikan, jenis pengolahannya adalah Refuse Derived Fuel (RDF) yang dibangun pada 2022 ini. Diencanakan beroperasi pada Agustus atau September 2022. (Asmara Putera/balipost)