Pura Ulun Danu Batur, di Desa Adat Batur, Kintamani. (BP/Ina)

BANGLI, BALIPOST.com – Karya pujawali ngusaba kedasa di Pura Ulun Danu Batur akan digelar selama kurang lebih dua minggu. Selama karya berlangsung, pemedek yang tangkil diimbau untuk menaati protokol kesehatan pencegahan COVID-19.

Sesuai dudonan karya, rangkaian karya pujawali dimulai pada Rabu (2/3) dengan upacara ngawitin nanceb rompok, ngeker dewasa, nanceb sunari, mapengalang, ngingsah, netegang, nyuci dan nunas tirta lan nunaas beras catur. Dilajutkan dengan wali ring Pura Guna Lali/Pura Kodo pada Minggu (13/3) dan wali ring merajan Agung Dalem Bukitan lan Dalem Bukutan pada Selasa (15/3).

Baca juga:  SE Atur Syarat Perjalanan Dikeluarkan, Berikut Penyesuaiannya

Sehari kemudian dilaksanakan beberapa upacara diantaranya bhakti mainoman, Ida Bhatara-bhatari katuran bakti pengodal, dan mapepada wewalungan. Puncak karya dijadwalkan berlangsung pada Kamis (17/3) bertepatan dengan purnama kedasa. Puncak karya diawali dengan prosesi upacara mapepada agung.

Pada Jumat (18/3) dilaksanakan upacara wayon ageng dan pepada penek. Dilanjutkan dengan upacara wayon alit, bhakti maider gita dan bhakti penebeng/maican-ican, dan bhakti ngabuangin pada Sabtu (19/3). Kemudian dari Minggu (20/3) hingga Senin (28/3) dilaksanakan upacara bhakti penganyar.

Baca juga:  Tambahan Kasus Nasional Capai 40 Ribuan, Kematian Masih Lampaui 1.000 Orang

Upacara penyineban dilaksanakan pada Selasa (29/3), diawali dengan upacara bhakti pepranian, baris perang-perangan, bhakti patingkeb, nuek bagia pulakerti, meralina sampian, mendem bagia pula kerti.

Sehari kemudian dilaksanakan prosesi lunga ke Pura Dalem Balingkang. Dilanjutkan bhakti petetami, ngantukang Ida Bhatara Bhatari Lingsir mewali ring jagat jambu dwipa pada Jumat (1/4).

Pangemong Pura Ulun Danu Batur Jero Gede Batur Duhuran mengimbau pemedek yang tangkil agar menerapkan protokol kesehatan pencegahan covid-19. Pihak panitia karya telah menyiapkan Sarana protokol kesehatan seperti tempat cuci tangan serta pengaturan tempat sembahyang dengan memberikan tanda supaya pemedek tetap jaga jarak. “Kami imbau pemedek untuk tidak foto-foto, biar persembahyangan berjalan khusuk,” kata Jero Gede Batur. (Dayu Swasrina/balipost)

Baca juga:  Kuningan Identik dengan "Jejaitan," Ini Maknanya
BAGIKAN