Gubernur Bali, Wayan Koster secara resmi memulai pembangunan PLTS di Jalan Tol Bali Mandara bertepatan dengan Rahina Tumpek Wayang, Sabtu (5/3). (BP/Ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Gubernur Bali, Wayan Koster memulai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) pertama dalam sejarah infrastruktur jalan tol di atas laut di Indonesia, sebagai wujud keseriusan Bali menyambut KTT G20 yang salah satunya membahas isu transisi energi menuju energi hijau dan ramah lingkungan. Groundbreaking Pembangunan PLTS tersebut dilakukan di Jalan Tol Bali Mandara bertepatan dengan Rahina Tumpek Wayang, Sabtu (5/3).

Groundbreaking dihadiri langsung oleh Direktur Bisnis PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Reza Febriano, Direktur Pengembangan Usaha PT. Bukit Asam (Persero) Tbk, Rafli Yandra, Komisaris Utama PT Jasa Marga Bali Tol, Bagus Cahya Arinta, Direktur Utama PT. Bukit Energi Investama, Zulfarli, Kepala Dinas Ketenagakerjaan, Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Bali, Ida Bagus Ngurah Arda, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Bali, Nusakti Yasa Weda, dan Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi Bali, Gede Pramana.

Gubernur Koster mengapresiasi atas dukungan serta sinergitas dari BUMN (PT Jasa Marga, PT. Bukit Asam, PT Jasa Marga Bali Tol, dan PT Bukit Energi Investama) dalam mengakselerasi terwujudnya Bali Energi Bersih sesuai dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih yang dilaksanakan melalui pembangunan PLTS di Jalan Tol Bali Mandara.

PLTS yang dimulai pengerjaannya bertepatan dengan Rahina Tumpek Wayang ini merupakan salah satu implementasi dari upacara jagat kerthi sebagai pelaksanaan Tata Titi Kehidupan Masyarakat Bali Berdasarkan Nilai Nilai Kearifan Lokal Sat Kethi dalam Bali Era Baru. Sehingga, sebagai daerah destinasi pariwisata dunia, Bali tidak hanya perlu mandiri energi, akan tetapi Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini dengan tegas menyatakan Bali harus menggunakan energi bersih dari hulu ke hilir. Seperti, perkantoran, perumahan, mall, hotel, restaurant, hingga pasar swalayan dengan menggunakan rooftop sebagai tempat panel surya di bagian atap bangunan.

Baca juga:  Dari Denpasar Kembali Jadi Penyumbang Kasus COVID-19 Harian Terbanyak hingga Tak Bermasker Belasan Warga Didenda Rp 100 Ribu

“Dengan penggunaan energi bersih, maka diharapkan udara yang dihirup semakin bersih, polusi udara juga akan berkurang dan tingkat kesehatan masyarakat bisa meningkat,” tandas orang nomor satu di Pemprov Bali ini yang juga tercatat telah mengeluarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 48 Tahun 2019 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.

Pembangunan PLTS di Jalan Tol Bali Mandara, dijadikan pemantik oleh Gubernur Bali jebolan ITB ini dengan memberikan seruan terhadap beberapa pembangkit listrik yang ada di Bali. Seperti, pembangkit listrik di Celukan Bawang dan di Gilimanuk yang diharapkan segera dapat beralih menggunakan energi yang ramah lingkungan secara bertahap dan tidak lagi menggunakan pembangkit yang bersumber dari batubara atau fosil.

Pada kesempatan ini, Gubernur Koster meminta PLTS di Jalan Tol Bali Mandara dibangun dengan menggunakan ornamen budaya Bali, sehingga jalan tol yang merupakan akses pintu masuk menuju Kota Denpasar, Nusa Dua, dan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai betul-betul menampilkan wajah budaya Bali di setiap bangunan yang ada di dalamnya.

Baca juga:  Putri Suastini Koster Ajak Masyarakat Bangga Gunakan Produk Lokal

Direktur Bisnis PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Reza Febriano menjelaskan Jalan Tol Bali Mandara sebagai salah satu infrastruktur yang akan mendukung pelaksanaan Presidensi G20 Tahun 2022 dengan menghadirkan infrastruktur yang ramah lingkungan berupa dibangunnya PLTS untuk memenuhi operasional keseharian jalan tol ini. “Pengurangan emisi karbon global yang merupakan salah satu fokus dari Presidensi G20 Indonesia menjadi perhatian dan komitmen kita bersama. Hal ini juga selaras dengan salah satu dari tiga fokus agenda dalam Presidensi G20 Indonesia, yaitu transisi energi yang berkelanjutan. Inilah yang mendasari kerja sama pembangunan PLTS dengan Bukit Asam yang turut mewujudkan upaya jalan tol berkelanjutan Jasa Marga Group,” tutur Reza.

PLTS di Jalan Tol Bali Mandara memiliki kapasitas maksimum 400 kilowatt-peak (kWp), dan pembangunan PLTS ini akan dimulai di GT Ngurah Rai yang selanjutnya akan diteruskan ke dua GT lainnya, yaitu GT Nusa Dua dan GT Benoa. Dalam proses pembangunannya, panel surya akan dipasang di enam titik. Masing-masing di akses masuk dan keluar jalur motor di 3 gerbang tol Jalan Tol Bali-Mandara.

Baca juga:  Visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” Mesti Kembali Dilanjutkan Wayan Koster

Panjang panel surya untuk masing-masing titik tersebut adalah sepanjang 1 kilometer. Sehingga pasokan listrik yang didapatkan melalui PLTS ini nantinya akan menjadi sumber listrik yang ramah lingkungan untuk lampu Penerangan Jalan Umum (PJU), kantor operasional dan juga gerbang tol di Jalan Tol Bali Mandara.

Pembangunan PLTS sebagai wujud kolaborasi dan sinergi BUMN dalam mendukung Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022 ini ditargetkan rampung pada Juli 2022. Selain beralih menggunakan energi baru terbarukan, Jalan Tol Bali Mandara juga melakukan upaya program ramah lingkungan lainnya jelang pelaksanaan Presidensi G20 Tahun 2022 di Provinsi Bali. Seperti, penambahan penanaman sekitar 750 ribu tanaman mangrove.

“Selain itu, pekerjaan penataan lansekap dan beautifikasi Jalan Tol Bali Mandara dalam rangka mendukung pelaksanaan Presidensi G20 Tahun 2022 juga terus berjalan, diantaranya pembuatan taman di area gerbang tol dan penanaman tanaman hias di median jalan, di semua gerbang tol dan akses keluar masuk yang ada di Jalan Tol Bali Mandara. Tidak hanya beautifikasi dan penataan lansekap, namun ciri khas dari Provinsi Bali juga akan disajikan kepada tamu negara Presidensi G20 dengan menghadirkan ornamen-ornamen budaya Bali pada bagian lampu PJU dan gerbang tol,” pungkas Reza Febriano. (kmb/balipost)

BAGIKAN