Gusti Kade Sutawa. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Upaya Gubernur Bali, Wayan Koster, untuk memulihkan pariwisata Bali lebih cepat dengan perjuangan agar Bali bebas karantina dan Visa on Arrival (VoA) diberlakukan, mendapat sambutan positif dari stakeholder pariwisata. Langkah tersebut dinilai sebagai langkah maju memulihkan pariwisata Bali yang mati suri selama 2 tahun lebih.

Ketua Aliansi Masyarakat Pariwisata Bali Gusti Kade Sutawa menyambut baik upaya Gubernur Bali dalam memperjuangkan Bali tanpa karantina bagi PPLN dan Visa On Arrival (voa). “Sangat luar biasa sekali, dengan bebas karantina dan diberlakukannya VOA artinya tamu sudah bisa bebas ke Bali,” ujarnya, Minggu (6/3).

Kebijakan tanpa karantina menurutnya akan signifikan dampaknya bagi pemulihan pariwisata Bali karena orang akan memiliki waktu yang lebih lama untuk berlibur di Bali sehingga destinasi Bali akan menjadi lebih menarik. Kebijakan tanpa karantina menurutnya sudah sepantasnya dilakukan Bali dengan melihat kebijakan di beberapa negara di Asia Tenggara seperti Phuket, dan sebagainya. “Saya rasa sudah pas Bali melakukan itu (tanpa karantina) saat ini,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata (FORKOM DEWI) Provinsi Bali, I Made Mendra Astawa, saat dikonfirmasi, Minggu (6/3), menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Bali. Dirinya mengacungi jempol langkah dan upaya keras yang telah dilakukan Gubernur Bali untuk membantu kebangkitan ekonomi Bali.

Baca juga:  Ribuan Warga Sanur Demo, Ini Tuntutan Soal RSBM

“Langkah ini patut diberi acungan jempol, bahwasannya Gubernur Bali Wayan Koster, sangat peduli dengan masyarakat yang telah tertatih-tatih selama ini,” katanya.

Sutawa mengatakan, saat ini baru sebelas penerbangan internasional yang mengangkut PPLN ke Bali. Yaitu, Singapore Airlines, Tiger Air, Jet Asia, KLM, Garuda, Air Asia, Batik Air, Jetstar, Turkish Air, Qantas, dan Virginia Australia. “Dengan sudah adanya 11 pesawat yang mengangkut Wisman ke Bali, kita optimis pariwisata Bali akan segera pulih dan ekonomi Bali akan bangkit,” ujarnya.

Meski demikian ia berharap penerbangan lain juga dapat terbang langsung ke Bali. Jika dilihat dari segmen pasar yang memberikan kontribusi wisatawan tinggi sebelum pandemi, ia berharap penerbangan dari China dan Eropa juga akan datang karena China pasar nomor dua setelah Australia.

Baca juga:  Comsnets Indonesia Dukung Pengembangan Sektor Pariwisata Melalui Teknologi Informasi

“Kita masih menunggu pasar China dan Eropa. Australia sudah dimulai dengan pasar dari Sydney, segera yang dari Perth akan datang dengan Garuda seperti yang disampaikan Dirut Garuda saat press conference di airport,” imbuhnya.

Tonggak Pemulihan Pariwisata

Penerbangan dari Sydney, Australia juga dinilai menjadi tonggak bagi pemulihan pariwisata Bali karena Australia merupakan pasar yang ditunggu-tunggu mengingat sebelum pandemi, wisatawan Australia menempati posisi pertama teratas wisatawan mancanegara yang datang ke Bali.

“Kami menyambut baik kedatangan dari Sydney ini, apalagi permulaan yang baik ada 33 warga Australia yang datang dan 27 WNI. Itu artinya antusiasme masyarakat Australia berkunjung ke Bali sangat tinggi. Kita dapat melihatnya dari repeater guest sebelum Covid-19 yang datang ke Bali luar biasa besar, dan Bali dianggap sebagai second home,” ujarnya.

Kedatangan penerbangan internasional dari Sydney yang datang setiap Jumat diharapkan terus meningkat jumlah penumpangnya. Menurutnya, stimulus kedatangan internasional oleh maskapai Garuda Indonesia ini dapat berdampak signifikan bagi peningkatan kunjungan karena letak Australias yang cukup dekat dengan Bali.

Baca juga:  Antisipasi Corona, Ini Wajib Dipatuhi Maskapai Penerbangan!

“Ini (Sydney, red) adalah pasar yang sebetulnya sangat loyal terhadap Bali. Bahkan warga Australia telah memiliki keluarga di Bali dan mereka memiliki usaha di Bali. Ini sangat mendukung hubungan kedekatan budaya antara Bali dan Australia, jadi upaya membidik pasar Australia ini sangat tepat apalagi didukung dengan kebijakan tanpa karantina dan VOA,” imbuhnya.

Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata (FORKOM DEWI) Provinsi Bali,  I Made Mendra Astawa, saat dikonfirmasi, Minggu (6/3). Terkait kebijakan yang dikeluarkan ini, pelaku pariwisata khususnya Desa Wisata sangat mendukung hal itu. Apalagi pemberlakukan tanpa karantina dan VOA ini, telah dinanti-nanti oleh pelaku pariwisata. Tentunya, ini merupakan salah satu langkah bagaimana mengembalikan pariwisata Bali yang telah mengalami penurunan yang sangat drastis.

Bahkan menuruntya, hal ini telah menjadi perhatian serius oleh pemerintah, baik itu pemerintah pusat maupun Provinsi Bali khususnya. Karena, menurutnya, sektor industri pariwisata merupakan yang paling cepat bisa membangkitkan kembali sektor perekonomian Indonesia, khususnya Bali, jika dibandingkan dengan sektor lain. (Citta Maya/Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN