Ilustrasi. (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Tren kasus konfirmasi hingga Rabu (9/3) terus memperlihatkan tren penurunan secara nasional. Data terbaru Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan sudah ada 25 provinsi, dari sebelumnya 24 provinsi per 8 Maret yang mengalami tren penurunan kasus konfirmasi harian.

Dilansir dari rilisnya, Kemenkes mencatat hanya ada 9 provinsi yang masih menunjukkan angka kasus harian yang meningkat. Per 9 Maret, kasus konfirmasi harian nasional turun menjadi 26.336 dari sehari sebelumnya 30.148 orang. Penurunan kasus konfirmasi juga diikuti dengan penurunan kasus aktif dari 422.892 menjadi 417.219 di periode yang sama.

Baca juga:  Belum Vaksinasi Lengkap, Puluhan Persen Warga Karangasem Rentan Terpapar COVID-19

Tren penurunan kasus ini juga diikuti dengan menurunnya keterisian rumah sakit di 27 provinsi. Saat ini masih menunggu 7 provinsi secara konsisten menunjukkan penurunan keterisian rumah sakit seperti daerah lainnya. Tren keterisian rumah sakit masih bertahan di angka 27 persen, sama seperti hari sebelumnya.

”Data-data harian penanganan pandemi secara nasional memang menunjukkan perbaikan, namun kami imbau agar masyarakat tidak lengah. Salah satu hal yang perlu dikejar saat ini adalah percepatan dan perluasan cakupan vaksinasi lengkap dua dosis dan booster,” ujar dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid., Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes.

Baca juga:  Reformasi Struktural, Membangun Optimisme Ditengah Pandemi Covid-19

Program vaksinasi COVID-19 perlu didorong lebih jauh lagi dan diikuti oleh seluruh masyarakat apabila ingin segera mengendalikan pandemi COVID-19. Salah satu upaya untuk mendorong laju vaksinasi adalah dengan memberikan syarat bepergian tanpa perlu tes PCR ataupun swab Antigen khusus bagi mereka yang telah vaksinasi lengkap dua dosis ataupun booster.

”Salah satu syarat terpenting untuk pelonggaran aktivitas masyarakat di masa pandemi adalah memenuhi program vaksinasi. Ini bukan sekadar aturan pemerintah yang patut diikuti, namun juga mempertahankan kita dari risiko berat terinfeksi COVID-19,” ujar dr. Nadia.

Baca juga:  Firli Bahuri Jalani Pemeriksaan di Polda Metro Jaya

Harapan pemerintah adalah dengan relaksasi aktivitas masyarakat di masa pandemi, masyarakat juga antusias mengikuti program vaksinasi demi mempertahankan diri dari virus COVID-19. Akses vaksinasi baik primer maupun booster juga sudah dipermudah oleh pemerintah. Begitu juga dengan jarak waktu pemberian vaksin booster yang kini diperpendek menjadi tiga bulan setelah vaksinasi primer selesai dilakukan.

Hingga Rabu (9/3) vaksinasi dosis 1 sudah diberikan ke 192.436.659 (92,40%) penduduk Indonesia. Vaksinasi dosis 2 sudah diberikan ke 149.122.879 (71,60%) penduduk Indonesia. Lalu vaksinasi dosis 3 atau booster sudah diberikan ke 13.278.394 (6,38%) penduduk. (kmb/balipost)

BAGIKAN