MANGUPURA, BALIPOST.com – Meski dalam situasi pandemi Covid-19, tingkat prevalensi narkoba di Indonesia naik dalam dua tahun ini. Itu terjadi akibat masalah sosial, seperti banyaknya muncul orang yang tidak punya pekerjaan atau menganggur.
Terkait hal tersebut, maka upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan peredaran gelap narkoba (P4GN) sangat penting dalam menekan peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba tersebut. “Kebijakan saya adalah soft power approach. Yang masuk di dalamnya adalah pencegahan, pemberdayaan masyarakat, dan juga rehabilitasi,” terang Kepala BNN RI, Komjen Pol Petrus Reinhard Golose usai rapat kerja teknis (rakernis), di Patra Jasa Hotel, Kuta, Kamis (10/3).
Menghadapi semakin beratnya tantangan dan persoalan narkoba ke depan, maka diperlukan upaya gencar dalam P4GN. Baik dilakukan secara soft skill, hard skill, maupun smart power approach dan kerja sama. Khusus dalam soft power approach, BNN RI melakukan rakernis guna menyatukan pandangan bersama terkait pelaksanaan kebijakan pencegahan, tersusunnya sinergitas dan rancangan strategi teknis.
Hal ini juga dalam rangka mewujudkan penguatan koordinasi antara BNN pusat dan seluruh BNN tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Selain itu, mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pencegahan yang telah berjalan di tingkat pusat dan daerah, serta memperoleh perkembangan dan tingkat pencapaian pelaksanaan serta kesepahaman untuk penyelesaian lebih lanjut permasalahan kegiatan pencegahan di daerah.
Dengan gencarnya upaya P4GN yang dilakukan para penyuluh, peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba di pelosok desa dapat ditekan. “Hal yang menonjol adalah peredaran gelap narkoba di perdesaan berkurang. Ini karena para penyuluh-penyuluh kita dapat menekan peredaran narkoba. Meski tidak dapat distop secara langsung, walaupun tujuan kita adalah Bersinar, tapi kita dapat menekan, menghambat peredaran narkotika itu,” papar Golose.
Menjelang G20, BNN RI bersama BNN Provinsi Bali dan seluruh stakeholder yang ada, berusaha menekan dan memutus jaringan narkoba yang akan masuk ke Bali. Baik itu jaringan internasional maupun jaringan dalam negeri. Potensi peredaran gelap narkoba itu ada, dikarenakan banyak orang akan berkumpul di Bali.
“Kita berusaha memutus jaringan yang nanti akan masuk ke Bali. Baik dari jaringan-jaringan internasional maupun jaringan dalam negeri,” tegasnya. (Eka Adhiyasa/balipost)