Ilustrasi Virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Keberadaan varian COVID-19 baru yang menggabungkan mutasi dari varian Omicron dan Delta untuk pertama kalinya telah dikonfirmasi para ilmuwan. Sejumlah kasus dilaporkan ada di Eropa dan AS.

Live Science, mengutip makalah yang diunggah di medRxiv, melaporkan bahwa varian hibrida baru, yang secara tidak resmi dijuluki “Deltacron”, dikonfirmasi melalui pengurutan genom yang dilakukan oleh para ilmuwan di IHU Méditerranée Infection di Marseille, Prancis. Varian ini telah terdeteksi di beberapa wilayah Prancis.

Baca juga:  Izin Usaha PT Rindang Sejahtera Finance Dicabut

Kasus juga ditemukan di Denmark dan Belanda, menurut database internasional GISAID. Secara terpisah, dua kasus telah diidentifikasi di AS oleh perusahaan riset genetika yang berbasis di California, Helix, menurut Reuters, dikutip dari kantor berita Antara, Minggu (13/3).

The Guardian juga melaporkan, sekitar 30 kasus telah di identifikasi di Inggris. Varian hibrida muncul melalui proses yang disebut rekombinasi–ketika dua varian virus menginfeksi pasien secara bersamaan, bertukar materi genetik untuk menciptakan varian baru.

Baca juga:  Bertambah, Jumlah ODP COVID-19 di Tabanan

Para ilmuwan mengatakan bahwa “tulang punggung” varian Deltacron berasal dari varian Delta, sedangkan protein lonjakannya–yang memungkinkan virus memasuki sel inang – berasal dari Omicron, menurut Live Science berdasarkan makalah medRxiv.

“Kami telah mengetahui bahwa peristiwa rekombinan dapat terjadi, pada manusia atau hewan, dengan berbagai varian #SARSCoV2 yang beredar,” tulis Dr. Soumya Swaminathan, kepala ilmuwan di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam tweet pada Selasa (8 Maret). (kmb/balipost)

Baca juga:  Terkait Perbuatan Tercela, Dua Jaksa Kejari Sumenep Dimutasi
BAGIKAN