DENPASAR, BALIPOST.com – Dalam upaya mengakselerasi trasformasi Digital Kerthi Bali untuk mendukung terwujudnya visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru, Pemerintah Provinsi Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Bali, Wayan Koster akan menyelenggarakan Bali Digital Festival atau Bali DigiFest tahun 2022. Bali DigiFest 2022 ini mengangkat tema Digital Kerthi Bali; Enabling Bali as Digital Creative Paradise atau Spirit Menumbuhkembangkan Kreativitas Digital Sehingga Bali Menjadi Surganya Komunitas Digital.
Bali DigiFest 2022 ini akan digelar di Inna Grand Bali Beach, Sanur pada 8-10 April 2022 mendatang, serangkaian merayakan Rahina Tumpek Landep. Melalui Bali DigiFest 2022 diharapkan akan berdampak pada tersusunnya database pelaku digital Bali, sejumlah usaha kreatif dan startup mendapatkan mitra bisnis yang tepat, serta peningkatan jumlah Creative Economy & StartUp Enthusiast di Bali.
Selain itu, juga diharapkan memiliki dampak positif, seperti event serupa SXSW (South by Southwest) yang digelar di Austin, Texas 11-20 Maret 2022.
Bali DigiFest 2022 akan diisi dengan empat macam kegiatan, yakni Konferensi, Festival, Pameran dan Penghargaan dengan menampilkan berbagai konten. Seperti, StartUp, Games, Musik, Film, Animasi, Konten Kreatif dan Digital Art. Konferensi yang akan diselenggarakan akan menghadirkan pembicara pembicara terkenal dan mumpuni di bidangnya.
Diantaranya, Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas, Ketua Dewan TIK Nasional, Ketua Umum Kadin Nasional, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta pelaku industri NFT, seniman digital, pelaku industri games, serta industri animasi. Beberapa macam Festival yang akan digelar, antara lain Festival Stand Up, Komedi, Mesatua Digital, Music Festival, Film, Animasi dan Konten Kreatif.
Selain itu, para pengunjung DigiFest 2022 dapat menghadiri pameran yang menghadirkan StartUp, Digital Art – NFT, XR Experience dan Creative Industries Expo. Sebagai bentuk apresiasi terhadap insan pelaku ekonomi kreatif di Bali, akan diserahkan beberapa penghargaan pada puncaknya. Seperti, Piala Gubernur Gaming (E-Sport), penghargaan Musik, penghargaan Inovasi, penghargaan StartUp Pitch, dan penghargaan Digital Art.
Gubernur Koster, mengatakan dalam rangka mewujudkan Visi ”Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru, Pemerintah Provinsi Bali sedang melakukan upaya menyeimbangkan struktur dan fundamental perekonomian Bali. Sebab, selama ini perekonomian Bali hanya didominasi satu sektor, yaitu pariwisata. Sehingga sangat rentan terhadap faktor eksternal, seperti pandemi Covid-19 yang menyebabkan pada tahun 2020 perekonomian Bali mengalami kontraksi sangat dalam sebesar -9,31% (posisi terpuruk di Indonesia).
Upaya menyeimbangkan struktur dan fundamental perekonomian Bali dilakukan dengan transformasi ekonomi melalui Ekonomi Kerthi Bali. Yaitu, ekonomi yang harmonis terhadap alam, hijau/ramah lingkungan, menjaga kearifan lokal, berbasis sumber daya lokal, berkualitas, bernilai tambah, berdaya saing, tangguh, dan berkelanjutan.
Berdasarkan rumusan tersebut, transformasi Ekonomi Bali meliputi 6 pilar sektor unggulan. Yaitu, Sektor Pertanian dengan sistem pertanian organik; Sektor Kelautan dan Perikanan; Sektor Industri Manufaktur dan Industri Berbasis Budaya Branding Bali; Sektor IKM, UMKM, dan Koperasi; Sektor Ekonomi Kreatif dan Digital; dan Sektor Pariwisata Berbasis Budaya Berorientasi Kualitas.
Sektor digital tidak lagi hanya ditempatkan sebagai pendukung, namun kini sudah menjadi bagian dari pembangunan Bali itu sendiri. Ekonomi digital kini masuk menjadi salah satu sektor dalam pembangunan Ekonomi Kerthi Bali. Pemerintah Provinsi Bali sangat menyadari bahwa potensi ekonomi digital Bali sangat tinggi, yang saat ini belum atau mungkin hanya baru sedikit yang bisa dinikmati Bali. Inilah yang menjadi salah satu tantangan serius dalam penyelenggaraan pembangunan Bali saat ini.
Tidak hanya dalam bidang ekonomi, transformasi Digital Kerthi Bali telah berkembang dan masuk hampir ke seluruh sektor pembangunan Bali. Menjangkau struktur pemerintahan provinsi, kabupaten/kota, sampai ke desa dan desa adat. Menjangkau seluruh sektor prioritas dan sektor pendukung pembangunan Bali. Menjangkau sektor swasta dan berbagai pemangku kepentingan terkait, serta tidak hanya menjangkau sektor hilir, namun juga menjangkau proses di sektor hulu dan tengah.
“Ini harus dipandang bahwa konsep transformasi digital Pemerintah Provinsi Bali dalam pembangunan Bali bersifat utuh dan menyeluruh. Teknologi digital ditempatkan tidak hanya sebagai supporting atau pendukung, namun juga sebagai enablerc yakni memberikan solusi- solusi baru, dan bahkan sebagai driver, yaitu membawa arah baru dalam Pembangunan Bali,” tandas Gubernur Koster, Selasa (15/3).
Tidak hanya itu, konsep Transformasi Digital Kerthi Bali juga berpijak pada 3 dimensi waktu pembangunan Bali. Yaitu, masa lalu (atita), masa kini (wartamana), dan masa yang akan datang (nagata). Oleh karena itu, Transformasi Digital Kerthi Bali memiliki 3 karakteristik utama. Yakni, bersifat repetitif sebagai cerminan selalu melakukan perbaikan terhadap hal-hal yang belum berjalan dengan baik di masa lalu, adaptif yang bermakna menyesuaikan diri dengan perkembangan saat ini, dan antisipatif terhadap kemungkinan-kemungkinan perkembangan teknologi di masa depan.
Ketua DPD PDI Perjuangan ini menyadari bahwa salah satu faktor kunci dalam mempercepat Transformasi Digital Kerthi Bali adalah membangun atau menjalin kolaborasi seluas-luasnya dengan berbagai pemangku kepentingan. “Untuk itulah Bali Digital Festival ini diselenggarakan, bukan hanya untuk menjadi ajang penyampaian gagasan dan ide, namun yang lebih penting daripada itu, harus dilihat sebagai bagian dari langkah-langkah taktis Pemerintah Provinsi Bali dalam upaya membangun ekosistem Digital Kerthi Bali, untuk mewujudkan Transformasi Digital yang bersifat integratif dan kolaboratif,” tegas Gubernur asal Desa Sembiran, buleleng ini.
Kendati demikian, Gubernur Koster mengingatkan, bahwa apapun bentuk pembangunan Bali termasuk pembangunan di bidang digital harus tetap menjaga, menghormati, dan memberikan manfaat yang seluas-luasnya kepada 3 fundamental pembangunan Bali, yaitu alam Bali, manusia Bali, dan budaya Bali untuk mewujudkan Bali yang berkualitas dan Bali berkelanjutan.
Oleh karena itu, Bali DigiFest 2022 memiliki tiga tujuan. Yakni, menyebarluaskan gambaran tentang arah dan gagasan Pembangunan Digital Kerthi Bali kepada masyarakat, membangun kolaborasi dengan para pemangku kepentingan yang merupakan bagian dari pembangunan ekosistem digital Bali, dan sebagai upaya untuk mengakselerasi trasformasi Digital Kerthi Bali untuk mendukung terwujudnya visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.
Bali DigiFest 2022 menyasar Akselerasi Pertumbuhan Ekosistem Bali Pulau Digital melalui tiga hal. Yakni, pembelajaran, jejaring, dan kolaborasi. “Pembelajaran, dimana event ini sebagai media belajar baik bagi pelaku digital, mahasiswa dan pelajar dan untuk mengedukasi masyarakat umum menjadi masyarakat cakap digital. Jejaring, yaitu memperkenalkan dan menghubungkan ekosistem digital lokal, nasional dan internasional, dan kolaborasi, yakni mendorong adanya kolaborasi nyata antar pelaku digital dan komponen ekosistem lainnya,” pungkas Gubernur Koster. (Winatha/balipost)