BPD Bali menyumbang 1.000 paket beras yang dihasilkan petani lokal Bali untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mendapatkan vaksin booster Rabu (16/3). (BP/Mud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Dukungan untuk mencapai realisasi vaksinasi booster sebesar 30 persen datang dari PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali. Untuk memotivasi masyarakat di Buleleng untuk mengikuti vaksin booster, BPD menyumbangkan beras sebanyak 1.000 paket dengan jumlah beras per paket sebanyak 4 kilogram.

Sumbangan beras ini diberikan gratis kepada warga yang telah menerima suntikan vaksin booster. Bantuan beras sebanyak itu disebarkan pada dua loaksi vaksinasi massal.

Pertama, di gedung kesenian Gde Manik, Singaraja disiapkan sebanyak 500 paket. Di lokasi ini vaksinasi difasilitasi Kwartir Cabang Pramuka Buleleng.

Sisanya, sebanyak 500 paket lagi disediakan untuk lokasi vaksinasi di Kantor Camat Seririt. Beras ini diberikan kepada warga yang datang dengan sadar untuk mencari suntikan vaksin booster. Setiap warga ini mendapat beras kemasan 4 kilogram.

Direktur Kredit BPD Bali Made Lestara Widiatmika di sela-sela penyerahan beras di Buleleng Rabu (16/3) mengatakan, bantuan ini adalah bentuk dukungan BPD kepada pemerintah yang saat ini terus bekerja keras untuk mengejar realisasi cakupan vaksinasi booster yang sudah ditetapkan sebesar 30 persen. Dengan bantuan beras ini, warga diharapkan lebih tertarik datang ke lokasi vaksin massal yang sudah dibuka oleh satuan tugas (satgas) penanganan COVID-19.

Baca juga:  Dari Tambahan Kasus COVID-19 Bali Hampir 2,5 Kali Lipat hingga Batur Dilanda Hujan Es

Dengan demikian, realisasi capaian vaksin booster di Buleleng yang masih tergolong rendah, bisa ditingkatkan hingga mencapai target sebesar 30 persen. “Kami ingin berpartisipasi dan membantu pemerintah, karena capaian vaksin booster di Buleleng ini belum mencapai 30 persen, sehinga kami salurkan bantuan beras ini untuk memotivasi warga untuk lebih banyak lagi mencari suntikan vaksin booster,” katanya.

Mantan Kepala BPD Bali Cabang Singaraja ini menambahkan, bantuan beras untuk warga yang mengikuti vaksin booster ini seluruhnya adalah produksi dari petani di Buleleng. Dengan penyerapan beras oleh BPD bisa meningkatkan perekonomian terutama petani di Bali Utara, karena produksi berasnya diserap di daerah sendiri. “Kita beli dari penggilingan padi di Buleleng dan daerah lain di Bali. Kita ingin dengan penyaluran beras bukan saja mendukung vaksin booster, namun petani bisa merasakan manfaatnya karena kita beli beras yang mereka hasilkan,” tegasnya.

Baca juga:  Hektaran Sawah di Subak Bekutel Diserang Hama Tikus

Sementara Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa mengatakan, Buleleng menargetkan sebanyak 61.000 jiwa penduduk mendapat suntikan vaksin bosster. Dari jumlah itu, sampai Selasa (15/4), realisasi cakupan vaksinasinya tercatat sebesar 21,88 persen atau sebanyak 117.000 jiwa penduduk telah menerima vaksin booster.

Dengan demikian, Buleleng masih menyisakan penduduk yang belum divaksin booster sebanyak 50.000. Kalau sesuai hasil vaksinasi harian dengan rata-rata di atas 10.000 jiwa penduduk per hari, sampai 5 hari ke depan ini target 30 persen vaksin booster itu dipastikan dapat terealisasi.

Optimisme untuk bisa merealisasikan cakupan vaksin booster 30 persen semakin menguat dengan adanya dukungan pihak ketiga yang menyalurkan bantuan beras untuk memotivasi penduduk untuk mencari vaksin booster. “Kalau dari rata-rata realisasi vaksinasi harian 10.000 dan bahkan sempat sampai 11.000 per hari, maka dalam lima hari ke depan ini selesai. Kami yakin lagi akan lebih banyak penduduk tervaksin dengan bantuan beras gratis yang memang diluar program satgas, sehingga ini bisa memotivasi masyarakat untuk lebih banyak lagi datang ke grai vaksin booster,” katanya.

Baca juga:  Belum Kantongi Izin dan Tuai Keluhan Warga, Proyek Perumahan Dihentikan

Di sisi lain Sekretaris Satgas Suyasa menyebutkan, sesuai instruksi Gubernur Bali, vaksin booster ini tidak boleh kendor. Kendatipun sudah mencapai 30 persen, namun vaksinasi harus tetap digulirkan hingga Juli 2022 mendatang.

Dengan demikian, stok vaksin yang saat ini telah disediakan bisa terserap dengan optimal. “Pak Gubernur sudah mengingatkan kita tidak boleh turun animo masyarakat untuk vaksin booster, sehingga setelah mencapai 30 persen ini vaksin tetap digalakkan sampai Juli 2022 karena stok masih ada sampai tanggal kedaluwarsa habis di bulan tersebut,” tegasnya. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN