Ribuan Krama mengiringi Pemelastian Ida Bhatara ke Tegal Suci serangkaian IBTK di Pura Agung Besakih. (BP/Dokumen)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Puncak Upacara Tawur Tabuh Gentuh dan Karya Ida Batara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih jatuh, pada purnama kadasa, Kamis (17/3). Puncak karya di-puput tujuh sulinggih. Sementara Ida Batara akan nyejer selama 21 hari.

Pada Rabu (16/3) kemarin telah dilaksanakan upacara mapepada. Bendesa Adat Besakih, Jro Mangku Widiartha menjelaskan, wewalungan yang dihaturkan saat upacara mapepada, yakni kebo Yos brana, kebo anggrek ulan, kebo Cemeng, kebo suci, sapi, kambing, penyu, ayam manca. “Upacara mapepada ini, bertujuan untuk menyucikan atau menyempurnakan semua binatang dari bhuta supaya bisa kembali menjadi Dewa,” katanya.

Baca juga:  Wajib Coba! Lima Kuliner Khas Bali Ini Bisa Jadi Teman Liburanmu

Widiartha menambahkan, untuk pelaksanaan upcara yang dilaksanakan pada puncak Karya IBTK adalah upacara muspayanga Ida Batara Turun Kabeh dan muspayang Ida Batara turun ke Peselang.

“Puncak karya akan mulai dilakukan pukul 09.00 WITA. Upacara akan dipuput tujuh sulinggih di Bale Gajah. Kemudian untuk di Peselang dua sulinggih, pangerajeg karya satu sulinggih, ambal-ambal satu sulinggih, dan pangemit karya satu sulinggih,” katanya.

Ida Batara akan nyejer selama 21 hari sampai 7 April. Untuk para pamedek yang tangkil untuk melakukan persembahyangan diarahkan ke kantong-kantong parkir pribadi milik warga mengingat lahan parkir masih dalam proses penataan.

Baca juga:  Air Danau Batur Meluap, Wilayah Ini Paling Parah Terendam

Bendesa Adat Besakih, Jro Mangku Widiartha mengungkapkan untuk pengaturan arus lalu lintas, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dalam hal ini Polsek Rendang selama karya berlangsung. “Rekayasa lalu lintas sudah dilakukan,” ucapnya.

Widiartha menambahkan, untuk parkir kendaraan para pamedek yang nantinya tanggil untuk melakukan persembanyangan, pihaknya tetap mengandalkan kantong-kantong parkir pribadi milik masyarakat yang ada di sejumlah titik di areal Besakih.

“Kita arahkan kendaraan pemedek ke parkir tersebut. Ada sejumlah lahan parkir pribadi di Besakih, yakni di Dalem Puri, Dauh Umah, termasuk di dekat Pura Peninjoan,” Katanya sembari menyatakan, di depan Pura Batumadeg juga masih ada alahan parkir yang dapat dimanfaatkan.

Baca juga:  Akasaka Disebut akan Beroperasi Lagi Setelah 4 Tahun Ditutup, Ini Kata Gubernur Koster

Sementara itu, salah seorang pemilik lahan parkir pribadi, Wayan Kayun mengatakan, selama karya berlangsung dipastikan lahan parkir miliknya pasti akan terus penuh berisi kendaraan. Pasalnya, lahan parkir yang sebelumnya masih dalam proses penataan.

“Lahan parkir saya tidak luas, hanya bisa menampung kurang lebih sekitar 25 kendaraan. Untuk biaya parkir mobil pribadi biasanya Rp5 ribu, kalau bus Rp10 ribu,” ucapnya. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN