Ketua Pengurus Besar IDI Daeng M Faqih (kanan) memberikan penghargaan kepada perwakilan dokter pada acara Pembukaan Monumen Pengabdian Dokter Indonesia di Jakarta, Kamis (17/3/2022). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Selama pandemi, yang sudah berlangsung dua tahun lebih terdapat ratusan dokter meninggal dunia karena COVID-19. “Tenaga medis yang terlibat (dalam penanganan COVID-19) banyak sekali, di Wisma Atlet teman-teman emergency lebih dari tiga ribu orang, yang lain di masing-masing wilayah,” kata Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih pada acara Pembukaan Monumen Pengabdian Dokter Indonesia di Jakarta, dikutip dari Kantor Berita Antara, Kamis (17/3).

Daeng mengatakan sekitar 751 dokter meninggal terpapar COVID-19. IDI membuat Monumen Pengabdian Dokter Indonesia di halaman Rumah Besar IDI di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, untuk mengenang jasa para dokter yang meninggal dunia dalam tugas selama pandemi COVID-19.

Baca juga:  Kenali Tanda-tanda Stres Pada Remaja Sebelum Terlambat

“Maksud monumen ini untuk mengapresiasi, ucapan kepada para pejuang dokter COVID-19, kita ingin mengabadikan semangat, spirit mereka, supaya bisa mengilhami dokter kita agar tetap ingat mengabdi kepada masyarakat,” katanya.

Guna menekan angka kematian dokter pada masa pandemi, ia mengatakan, Pengurus Besar IDI antara lain membuat pedoman keamanan dalam penyelenggaraan pelayanan pasien. “Upaya pencegahannya itu sudah kita lakukan, pertama membuat pedoman bagi para dokter,” katanya.

Baca juga:  Rekor Baru Korban Jiwa COVID-19 Dicatatkan Nasional! Kasus Bertambah di Atas 13.600

Buku pedoman itu memuat informasi mengenai pencegahan penularan virus corona serta panduan penanganan pasien COVID-19. Selain membuat buku pedoman, kata Daeng, Satuan Tugas Pengurus Besar IDI berkoordinasi dengan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan alat pelindung diri bagi dokter yang bertugas serta mengupayakan tenaga kesehatan diprioritaskan dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19.

Daeng mengatakan bahwa langkah-langkah yang dijalankan sudah dapat menurunkan angka kematian akibat COVID-19 di kalangan dokter dan tenaga kesehatan. “Buktinya (pada masa penularan) Omicron ini angka kematian dokter berkurang,” katanya. (kmb/balipost)

Baca juga:  Ini, Kronologi Hilang Kontaknya Pesawat Sriwijaya Air
BAGIKAN