JAKARTA, BALIPOST.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan hingga ke pelosok negeri. Di era digital saat ini, sudah 97 persen desa dan kelurahan di Tanah Air telah terdata dalam aplikasi BRIKodes.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, BRIKodes menjadi salah satu langkah transformasi digital yang dilakukan oleh perseroan untuk menyimpan data menjadi lebih konsisten dan reliable. “Seluruh administrasi di desa, termasuk di kelurahan-kelurahan kami berikan kode, namanya BRIKodes. Dengan demikian, BRI dapat melihat peta densitas kepemilikan smartphone di setiap area, hingga prilaku dan aktivitas ekonomi yang dominan di dalam sebuah wilayah,” ujar Sunarso dalam seminar bertema “Empowering SMEs to Recover Stronger” pada Jumat(11/3).
Pemetaan ini merupakan inisiatif BRI untuk memberikan layanan yang tepat sasaran dalam mencapai tingkat inklusi keuangan hingga 90% pada 2024. Seperti diketahui, financial inclusion ini juga turut menjadi fokus Presidensi G20 tahun ini di Indonesia.
BRIKodes, lanjut Sunarso, dapat memetakan kerapatan dan kepadatan populasi smartphone di satu kawasan, kemudian dibandingkan dengan kerapatan ekonomi. Hasilnya akan menjadi strategi bagi BRI untuk mengambil langkah ke depan.
Adapun aplikasi BRIKodes memiliki tampilan berupa dashboard profil inklusi serta layanan keuangan yang terdapat di seluruh desa yang dilayani BRI. Dalam aplikasi tersebut, berisi tentang pangsa pasar BRI di setiap wilayah, data penerima bansos, jangkauan AgenBRILink, portofolio simpanan dan pinjaman, serta jumlah tenaga pemasar BRI.
BRIKodes pun turut melengkapi keberhasilan transformasi digital BRI, seperti BRImo yang mengalami pertumbuhan pesat pada 2021. Pertumbuhannya mencapai sekitar 56,4% secara tahunan menjadi 14,2 juta dari 9,1 juta pada 2020.
Adapun jumlah transaksi juga meningkat sekitar 66,2% menjadi 1,27 miliar pada 2021 dari 766 juta transaksi pada 2020. Untuk nilai transaksi melalui BRImo pada 2021 mencapai Rp1.345 triliun pada 2021 atau meningkat 581,1% dari Rp.l197 triliun pada 2020.
Transformasi digital BRI juga menghasilkan BRISPOT, aplikasi pengajuan fasilitas dan layanan kredit. Penggunaan BRISPOT, melibatkan 100 ribu lebih loan officers dan approvers dengan lebih dari 140 fitur yang sangat berpengaruh baik untuk segmen Mikro, Kecil, maupun Konsumer.
Selain itu, BRILink yang diperkuat oleh sekitar 504.233 agen yang tersebar di seluruh penjuru negeri. Sepanjang 2021 agen laku pandai ini mencatat peningkatan nilai transaksi sekitar 35,6% menjadi Rp1.143 triliun dari Rp843 triliun pada tahun sebelumnya.
Kemudian ada BRIAPI yang berhasil terintegrasi dengan lebih dari 475 partner dengan volume penjualan sebesar Rp182,78 triliun pada 2021 atau meningkat 229,8% secara tahunan. Untuk jumlah transaksinya mencapai 235,1 juta atau meningkat 127,5% secara tahunan.
BRIAPI pun terkoneksi pada beberapa ekosistem yaitu transportasi, kesehatan, pertanian, fintech dan e-commerce. Adapun fitur yang menjadi pilihan favorit para partner itu antara lain BRIVA (BRI Virtual Account), inquiry balance, BRIZZI dan juga Direct Debit BRI. (Adv/balipost)