SEMARAPURA, BALIPOST.com – Keberadaan Resto Kali Unda sempat menjadi tujuan wisata yang cukup digemari wisatawan lokal. Lokasinya yang strategis di tepi Kali Unda dengan daya tarik tirai air, menjadi tempat swafoto yang menarik bagi setiap pengunjung. Tetapi, sepanjang pandemi COVID-19, keberadaan Resto Kali Unda tak sesuai ekspektasi pengelolanya dari BUMDes Paksebali.
Sepanjang pandemi, kunjungan wisatawan sangat minim. Berharap untung, kini malah buntung. Ketua BUMDes Paksebali I Made Mustika, Rabu (23/3) mengatakan dari laporan pengelolaan tahun 2021, kondisi Resto Kali Unda demikian, jelas tak mampu memberikan kontribusi pendapatan. Sehingga Unit Wisata BUMDes Paksebali rugi hingga Rp 97,3 juta. Berbeda dengan unit usaha BUMDes lainnya, seperti Unit PAM Desa untung Rp 54,2 juta, Unit Simpan Pinjam Rp 29,3 juta, Unit Pasar Desa untung Rp 31,1 juta dan Unit Pengelolaan Sampah untung Rp 7,9 juta.
Dia menambahkan, Unit Wisata BUMDes Paksebali tak memakai modal sendiri. Melainkan memakai pinjaman dari desa dan dari bank. Namun, berapa besaran modal dari pinjaman tersebut, belum diketahui. Resto Kali Unda tercatat sudah merugi selama dua tahun, karena sama sekali tidak ada pendapatan. Meski demikian, mengingat besarnya harapan pada pengelolaan Resto Kali Unda ini, keberadaannya tidak sampai gulung tikar. Namun, saat ini pengelolaannya dikerjasamakan dengan pihak ketiga.
“Saat ini masih beroperasi kok. Dikerjasamakan dengan pihak ketiga. Masih ada kegiatan kantor-kantor, baik rapat-rapat yang diselenggarakan disana. Pandemi ini memang membuat kami rugi. Semoga pandemi ini segera berakhir dan kami bisa melanjutkan pengelolaan Resto Kali Unda lebih baik lagi. Sehingga berkontribusi pada pendapatan Unit Wisata BUMDes kita,” kata Perbekel Paksebali Putu Ariadi.
BUMDes Paksebali sudah berdiri sejak tahun 2014. Sebelum adanya pandemi COVID-19, BUMDes ini berkembang pesat hingga mampu membidani lahirnya lima unit usaha di Desa Paksebali. Dilihat dari pendapatan selama tahun 2019 sebelum pandemi, Unit Wisata sempat mencatatkan keuntungan sebesar Rp 36,7 juta.
Unit Pasar Desa untung Rp 12,4 juta, Unit Simpan Pinjam, baik GSM dan Umum untung Rp 21,2 juta dan Rp 6,9 juta. Unit usaha lainnya seperti Unit Pengelolaan Sampah tercatat rugi Rp 71,4 juta, karena baru awal berdiri dan Unit PAM Desa juga merugi Rp 1,6 juta, karena masih fokus pada pemeliharaan jaringan yang rata-rata sudah tua.
Ariadi berharap banyak pada pengelolaan Unit Wisata di Paksebali, karena memiliki potensi besar untuk berkembang. Maka, berbagai langkah-langkah pemulihan pun terus dipersiapkan pihak desa. Sehingga, ketika pariwisata Bali sudah membaik, kunjungan ke Resto Kali Unda bisa berangsur-angsur normal dan bisa kembali memberi kontribusi besar pada Unit Wisata BUMDes Paksebali. (Bagiarta/Balipost)