DENPASAR, BALIPOST.com – Penggunaan perangko untuk berkirim surat kini nyaris tidak digunakan lagi. Karena masyarakat kini lebih banyak menggunakan surat elektronik dalam menyampaikan sesuatu.
Meski kini memasuki era digital, namun para penggemar perangko yang tergabung dalam Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI) masih tetap eksis dengan berbagai macam koleksinya. Hal ini terlihat dari kegiatan Denpasar Philately Exhibition di Gedung Dharmanegara Alaya, Selasa (29/3).
Pameran yang digelar secara live dan virtual ini juga serangkaian 100 tahun perkumpulan filatelis Indonesia. Ketua PFI Bali, Gede Ngurah Arditana mengatakan, keberadaan para penggemar filateli ini masih tetap eksis. Meski kini telah memasuki era digital.
Pameran kali ini dikuti oleh 40 orang kolektor atau filatelis. Menariknya, perangka yang dipamerkan mulai dari buatan tahun 1864, perangko pertama di Indonesia yang dicetak tanggal 1 April 1864.
Melalui pameran ini diharapkan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat, karena filateli bukan saja masalah perangko, tetapi juga ada sejarah di dalamnya. “Dari filateli kita bisa belajar sejarah 100 tahun tentang bangsa ini,” ujarnya.
Dalam pameran ini juga ditampilkan Bali kartu post jaman dulu. Dalam tampilan tersebut, Bali di era 1930 banyak terekam dalam kartu pos tersebut. Berbagai aktivitas kegiatan masyarakat juga terabadikan dalam kartu pos lama tersebut.
Selain itu, ada pula perangko dengan berbagai tema, seperti politik, pemerintahan, serta tema lainnya, hingga tema Covid-19. Pameran filateli ini juga mendapat respons yang positif dari masyarakat. Bahkan, tidak sedikit anak-anak sekolah yang datang melihat materi pameran yang ditampilkan hingga 2 April mendatang ini. (Asmara Putera/balipost)