Warga saat menawarkan diri sebagai jasa tukang ojek pemedek di Besakih. (BP/Nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Momentum pelaksanaan upacara Karya Ida Bhatara Turun Kabeh (IBTK) di Pura Agung Besakih tak hanya dimanfaatkan warga untuk berjualan, namun juga dijadikan sebagai lahan untuk mengais rejeki menjadi tukang ojek. Tukang ojek ini sudah mulai menawarkan jasa sejak awal Karya IBTK.

Salah seorang tukang ojek, I Nyoman Sudana, mengungkapkan, banyak warga Desa Besakih menawarkan jasa tukang ojek kepada pemedek yang tangkil melakukan persembahyangan ke Besakih. Bahkan, warga luar Besakih juga ada yang ikut menjadi tukang ojek. “Ada ratusan warga yang ada peruntungan menjadi tukang ojek,” ucapnya.

Baca juga:  Berisi Propaganda, BNPT Awasi Ratusan Akun Radikal di Dunia Maya

Sudana menambahkan, warga mulai banyak ngojek sejak puncak Karya IBTK. Warga ngojek pemedek ada yang dari Parkir yang ada di Banjar Kedungdung, ada juga yang dari Dalem Puri maupun Dauh Umah. “Ojek pemedek naik saat hendak sembahyang, dan ada juga turun usai sembahyang,” katanya.

Sementara pengojek lain I Wayan Widana, menuturkan kalau dirinya mulai turun mengojek sekitar pukul 09.00. Untuk selesai mengojek waktunya tidak menentu. “Kalau pemedeknya ramai bisa sampai malam ngojeknya, tapi kalau situasi sepi hanya sampai sore saja,” katanya.

Baca juga:  Diuji Coba Penggunaan "Flo" di Tol Bali Mandara

Widana menambahkan, untuk tarif sekali angkut rata-rata sebesar Rp 10 ribu. Tapi, kalau jaraknya jauhan sedikit, ada juga yang narik Rp 15 ribu. “Untuk hasil tidak menentu. Kalau ramai bisa dapat ngojek Rp 250-300. Ini bisa ngojek sampai malam. Kalau sepi, bisa Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu,” tandasnya.

Baginya, dengan tambahan hasil ngojek ini, setidaknya dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Lumayan lah, untuk kebutuhan di dapur,” tandasnya. (Eka Parananda/balipost)

Baca juga:  SWAP Datangi Dewan, Minta Atensi Kasus Pedofilia
BAGIKAN