DENPASAR, BALIPOST.com – Migrasi siaran televisi analog ke digital secara bertahap dimulai akhir April hingga November 2022. Bali termasuk wilayah pertama yang terkena program ini. Hanya saja program ini tak segera diimbangi dengan kepemilikan set top box (STB) yakni alat utama bagi warga yang menggunakan televisi analog.
Warga Bali yang memiliki STB masih minim karena mereka mementingkan keperluan sembako. Sebagian besar mereka tak paham soal program ini dan pemerintah pun belum mengucurkan bantuan alat ini kepada KK miskin.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gianyar, Anak Agung Putri Ari didampingi Sekdis Dinas Sosial, Nurwidyaswanto, Selasa (5/4) mengatakan Dinsos sampai saat ini masih menunggu petunjuk teknis dan implementasi bantuan set top box (STB) untuk KK Miskin di Gianyar terkait program Kemenkominfo siaran TV digital.
Diungkapkannya, dalam sosialiasi pemerintah melalui media elektronik, dalam siaran TV digital pemilik TV analog tetap bisa menikmati siaran TV digital tanpa harus membeli TV baru. Masyarakat cukup menggunakan alat bantu yang bernama set top box (STB) yang dipasang pada pesawat TV lama.
Putri Ari menjelaskan sebelumnya sempat disampaikan pemerintah pusat melalui zoom meeting akan membantu STB untuk KK Miskin. “Sampai saat ini, Dinsos Gianyar masih menunggu petunjuk teknis dari Kemenkominfo terkait bantuan STB, belum diketahui juga apakah semua KK miskin mendapat STB,” ucapnya.
Dipaparkannya, jumlah data KK miskin yang disampaikan ke Kominfo sebanyak 7.554 kk. Angka ini sesuai keputusan Bupati Gianyar Nomor 2126/E-20/HK/2019 tentang data kemiskinan daerah Kabupaten Gianyar tahun 2020. Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kemensos juga telah terdapat data lengkap jumlah KK miskin di Gianyar. “Kami masih menunggu realisasi STB untuk KK miskin dari Kemenkominfo,” tegas A.A. Putri Ari.
Perbekel Desa Medahan, Wayan Buana, menyampaikan masyarakat Desa Medahan sudah mendengar informasi melalui media elektronik terkait migrasi penyiaran televisi terestrial dari analog ke digital. “Hanya saja masyarakat tidak paham secara mendalam terkait program Kemenkominfo tersebut,” ucapnya.
Wayan Buana menyampaikan di Desa Medahan terdapat 116 KK miskin. Pemerintah desa tentu berharap Dinas Sosial bisa mengimplementasikan bantuan STB untuk KK Miskin di Desa Medahan. “Di samping mencerdaskan masyarakat program TV digital diyakinkan akan memberikan banyak hiburan kepada masyarakat,” ucapnya.
Kepala Dusun Banjar Cucukan Dewa Ayu Sri Indra Dewi mengatakan kepemilikan STB masih rendah, sebagian membeli sendiri STB berkisar Rp250.000 di Kota Denpasar.
Kepala Dusun Anggarkasih, Agus Ari Pranata dan Kepala Dusun Banjar Medahan Gusti Made Alit Ardana menyampaikan Kemenkominfo melalui Dinas Kominfo Provinsi dan Kabupaten diminta turun bersama pemerintah desa untuk mensosialisasikan program TV digital. Peran TV digital ini sangat penting menyampaikan program maupun edukasi dari pemerintah yang akan disampaikan kepada masyarakat melalui media elektronik. “Kami berharap masyarakat desa terutama KK miskin jangan sampai tidak bisa menonton TV karena tidak memiliki alat STB,” ucap Gusti Made Alit.
Di Badung kepemilikan STB masih rendah.Jumlah Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) di Badung tercatat 137.558 orang hingga kini belum menerima set top box dari pemerintah/Kominfo.
Di Klungkung, program TV digital masih menjadi tanda tanya di tengah masyarakat. Banyak yang belum paham dengan program ini, padahal akhir April menjadi akhir siaran TV analog yang akan dihentikan secara bertahap.
Seperti masyarakat di Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Klungkung, Perbekel setempat Putu Ariadi, Selasa (5/4) mengatakan masyarakatnya masih awam dengan program ini. Mereka yang tahu dan mengerti hanya beberapa orang saja.
Ariadi juga menegaskan belum ada sosialisasi yang jelas, mengenai peralihan TV analog ke TV digital ini. “Katanya ada bantuan Set Top Box untuk masyarakat, sejauh ini juga belum ada. Kalau bantuan internet gratis dari Kementrian Kominfo, ada,” katanya.
Kalau memang ada bantuan set top box untuk masyarakat dari Kementrian Kominfo RI, dia berharap agar segera dapat diselesaikan. Karena membeli set top box sendiri untuk beralih ke TV Digital, harganya juga lumayan mahal.
Disisi lain, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Klungkung, I Gusti Agung Gede Putra Mahajaya, Selasa (5/4) mengatakan bantuan terkait STB sejauh ini belum ada realisasinya. Tetapi, pihaknya sudah siap dengan data, jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk pemberian bantuan dalam mempercepat realisasi program kepada masyarakat. Khususnya untuk masyarakat miskin.
Saat ini total ada sebanyak 80.936 ART (Anggota Rumah Tangga) DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial). Data ini terhitung data jiwa bukan KK, sesuai dengan hitungan pemerintah pusat. Sejauh ini, dikatakan belum ada dari data tersebut yang menerima bantuan dari Kementrian Kominfo RI terkait program TV Digital, baik berupa STB maupun lainnya.
Warga di Denpasar juga belum menyiapkan diri menuju TV digital. Sejumlah warga Denpasar, Ketut Astawa, Putu Eka, serta Gede Suparta yang ditemui di Pasar Badung, Selasa (5/4) mengatakan belum menyiapkan diri untuk beralih ke siaran digital.
Ketut Astawa mengaku sudah mendengar adanya peralihan siaran analog ke digital, namun pihaknya belum memiliki alat untuk bisa menonton siaran digital.
Astawa mengaku saat ini dia fokus untuk memenuhi kebutuhan pokok yang nyaris harganya semua naik. Mulai dari minyak goreng, serta kebutuhan pokok lainnya, termasuk BBM yang mulai langka, khususnya untuk jenis Pertalite yang biasa mereka beli. Sedangkan untuk membeli set top box belum terpikirkan. “Belum berniat untuk membeli alat itu. Karena semua barang-barang harganya naik semua,” katanya.
Kadis Sosial Denpasar, IGA Laxmi Saraswati mengaku belum ada penyaluran bantuan untuk set top box. Pihaknya hanya mendapat bantuan kompor yang siap disalurkan kepada masyarakat. “Belum ada penyaluran set top box,” katanya.
Dikatakan, saat ini di Denpasar memiliki keluarga miskin yang terdata dalam data keluarga penerima manfaat, program keluarga harapan (PKH) tahun 2021 sebanyak 1742 KK. Data ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 1903 KK. (Wirnaya/Asmara Putera/balipost)