DBD
Ilustrasi. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Hingga saat ini kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman bagi warga Denpasar. Meski di masa pandemi Covid-19 ini, kasus DBD tetap ada.

Karena itu, warga diminta tetap untuk waspada dengan melakukan aksi penanggulangan dengan cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 3M (menguras, mengubur, dan menutup) barang bekas yang dapat menampung air hujan. Hal ini ditegaskan Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr. Luh Putu Sri Armini, Rabu (6/4).

Baca juga:  Wisatawan Resah Soal Penyebaran Nyamuk Wolbachia hingga Muncul Petisi, Ini Kata Diskes Badung

Dikatakan, dilihat dari angka kejadian, pada 2022 ini kasus DBD jauh lebih banyak dibandingkan pada 2021 untuk periode bulan yang sama. Pada Januari 2021 terjadi 26 kasus, sedangkan di 2022 mencapai 137 kasus. Demikian pula pada Februari 2021 terjadi 56 kasus, sementara di Februari 2022 sebanyak 73 kasus.

Maret terjadi selisih sedikit, yakni 2021 sebanyak 101 kasus dan pada tahun ini tercatat ada 108 kasus. Terlihat ada tren peningkatan setiap bulannya. “Memang dibandingkan bulan yang sama tahun lalu, jumlahnya meningkat,” ujar Sri Armini.

Baca juga:  Kasus DBD di Badung Terus Meningkat

Dikatakan, PSN dilakukan sebelum musim penularan kasus DBD muncul. Perilaku hidup bersih ini sangat diharapkan, karena sampai saat ini belum ditemukan obat untuk DBD ini. “Langkah ini sebagai kewaspadaan dini dan upaya antisipasi agar tidak sampai terjadi KLB,” ujar Sri Armini.

Mengantisipasi meningkatkan kasus DBD ke depan, Dinas Kesehatan akan melakukan beberapa langkah, salah satunya fogging massal. Namun, ini harus didukung masyarakat, karena kalau hanya mengandalkan pemerintah, tidak akan efektif. (Asmara Putera/balipost)

Baca juga:  Kasus DBD di Denpasar Meningkat
BAGIKAN