DENPASAR, BALIPOST.com – Sejumlah orangtua calon mahasiswa Universitas Udayana (Unud) mengeluh soal pungutan Udayana Integrated Student Dormitory (Asrama Mahasiswa Terintegrasi Unud). Pasalnya, dari keluhan yang beredar di media sosial, mahasiswa diharuskan berada di asrama itu selama 1 tahun.
Asrama itu tidak gratis, sewanya yang paling murah Rp 700 ribu hingga termahal Rp 3,5 juta per bulan. Hal ini pun dinilai memberatkan bagi orangtua yang berpenghasilan pas-pasan dan memiliki rumah di dekat kampus Unud. Bagi yang memiliki rumah dekat kampus, dengan sang anak harus diam di asrama dan membayar, tentunya akan mubazir.
Dikonfirmasi terkait aturan ini, Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng.,IPU., Senin (11/4) menjelaskan pihaknya saat ini tengah menyiapkan asrama untuk pemondokan mahasiswa baru tahun 2022. Fasilitas asrama ini ditujukan bagi mahasiswa dari luar Bali serta mereka yang tidak memiliki keluarga di sekitar kampus dan mereka yang memang mencari pemondokan.
Ia mengungkapkan mahasiswa baru di 2022 ini sebanyak 6.549 orang. Sementara kapasitas dormitory mencapai 6.000 bed. “Bagi mahasiswa yang tidak tertampung, akan dimohonkan pengertiannya terutama untuk yang rumahnya relatif dekat dengan kampus atau mahasiswa yang karena keadaan khusus. Surat pemberitahuan tentang asrama ini sudah jauh sebelumnya disampaikan kepada masyarakat, sebelum memilih Universitas,” kata Prof Antara.
Pembangunan dormitory ini, lanjutnya, awalnya untuk mengoptimalkan aset tanah negara dalam memaksimalkan layanan pendidikan dan untuk mengatasi masalah pemondokan mahasiswa baru. Asrama tersebut, kata Prof Antara, adalah kerjasama dengan mitra. “Unud hanya menyiapkan lahannya saja tanpa mengeluarkan dana. Asrama tersebut diharapkan selesai 1 September 2022,” ucapnya.
Dikatakan, asrama tersebut sudah dirancang oleh mitra dengan harga yang bervariasi sesuai kemampuan masing-masing mahasiswa. Yang paling murah adalah Rp 700.000. Mahasiswa tinggal masuk dan tidak perlu membeli perlengkapan kamar apapun.
Untuk pembayarannya, mahasiswa diberikan kemudahan dicicil 3 kali. “Jadi kita tidak mencari serupiah pun dari uang sewa asrama itu. Seratus persen akan diambil oleh mitra yang telah membangunkan kita asrama dengan kapasitas yang sangat banyak. Yang kami perlukan hanya mahasiswa Unud terlayani keperluannya untuk proses belajar yang lebih baik. Bagi mereka yang memang tidak membutuhkan asrama, tentu saja, uangnya akan kita kembalikan,” tegasnya.
Dengan adanya ribuan mahasiswa dari luar Bali yang membutuhkan pemondokan di sekitar kampus, tentu menurutnya hal itu harus juga dipikirkan oleh kampus. Termasuk juga mahasiswa dari Bali, yang dari pelosok pelosok Kabupaten di Bali, perlu juga diperhatikan. (Yudi Karnaedi/balipost)