MANGUPURA, BALIPOST.com – Kelangkaan minyak goreng di Kabupaten Badung terus terjadi. Bahkan, sejumlah pedagang mengeluh lantaran minyak goreng semakin langka dua pekan terakhir.
Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Badung, I Made Widiana, Senin (11/4) membenarkan terjadinya kelangkaan minyak goreng. Hanya saja pihaknya tidak bisa berbuat banyak terkait kelangkaan minyak goreng khususnya jenis curah tersebut. “Sampai saat ini kondisi minyak goreng curah memang kosong, sehingga kita juga tidak bisa berbuat banyak,” ungkapnya.
Dikatakan, agen minyak goreng curah hingga saat ini belum bisa menyuplai minyak goreng. Sebab, terkadang minyak curah juga tidak datang dari distributornya. “Meski minyak goreng curah ada, tapi harus dibeli di penyalur dari agen minyak curah tersebut. Sehingga ini yang susah, otomatis di pasar tradisional pasti tidak ada,” katanya.
Menurutnya, pihaknya telah bersurat kepada beberapa agen minyak goreng curah untuk mendapatkan minyak goreng. Bahkan jika mendapatkan barang akan diberikan kepada masyarakat di beberapa pasar di Badung. “Kami sudah bersurat. Tapi agen minyak goreng curah tidak menjanjikan minyaknya ada, sehingga kami tidak bisa berbuat banyak,” tegasnya.
Lebih lanjut dirinya mengakui, sesuai kebijakan pemerintah pusat ada dua harga yang ditentukan untuk minyak goreng curah. HET untuk per liternya Rp14 ribu, dan Rp15.500 per kilogram. Sementara untuk minyak goreng kemasan, pemerintah pusat tidak mengatur nilai HET-nya, namun untuk di Badung harganya mencapai Rp24.000 per liter. “Jadi kami berharap masyarakat memaklumi, kami di Badung sudah berupaya untuk membantu masyarakat terkait masalah minyak goreng ini,” imbuhnya.
Menjelang hari raya Idul Fitri 1443 H, tim Satgas Pangan dan TPID Kabupaten Badung yang dipimpin Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Badung juga sudah melakukan pemantauan kelancaran distribusi dan kestabilan harga barang kebutuhan pokok ke beberapa distributor, pasar modern dan pasar tradisional. Bahkan untuk minyak goreng dipastikan masih ada stok, hanya saja harganya berbeda-beda dari beberapa pasar yang ada di Badung. (Parwata/balipost)