AMLAPURA, BALIPOST.com – Video seorang oknum kepala sekolah salah satu SMA di Kabupaten Karangasem viral karena menginjak bahu seorang siswa yang dihukum push up. Setelah ditelusuri, yang melakukan aksi itu adalah Kasek SMAN 3 Amlapura.
Kasek SMAN 3 Amlapura, I Komang Sudiana didampingi Ketua Komite I Wayan Puspa Sedana, mengakui dirinya yang ada di video itu. “Ya memang saya di video itu,” ucapnya, Selasa (12/4).
Sudiana mengklarifikasi video itu. Ia menjelaskan memang ada beberapa siswa yang dihukum push up karena siswa tidak disiplin memotong rambut. Sebelum dihukum, ia sudah sempat memberikan pengarahan kepada siswa laki-laki yang rambutnya panjang agar segera dipotong.
“Saat memberikan pengarahan, semua siswa menjawab mau menaati tata tertib sekolah. Bahkan, hukuman push up itu atas perjanjian yang sudah disepakati oleh siswa. Dan hukuman push up disepakati sebanyak 10 kali kalau masih melanggar,” jelasnya.
Pada Senin (11/4), selesai upacara bendera dirinya langsung masuk ke Kelas XI MIPA 3 untuk mengecek janji sejumlah siswa tersebut. “Ada sebanyak 12 siswa laki-kaki yang tak melaksanakan janjinya. Jadi, karena masih melanggar disiplin maka siswa harus memenuhi janjinya untuk dihukum push up. Karena ada siswa yang tak sungguh-sungguh menjalani hukuman, maka saya secara tidak sengaja menginjak bahu siswa. Yang jelas bukan kepala yang saya injak, hanya bahu. Itupun tidak keras dan dilakukan secara enjoy sambil ketawa-ketawa sama siswa. Tapi itu salah saya, memakai kaki menyentuh bahu siswa,” katanya.
Sebelum, kejadian itu, pihaknya sempat menanyakan kepada siswa yang belum potong rambut, apakah punya uang atau tidak untuk potong rambut. Jika memang tidak punya, ia yang akan langsung memberikan uang untuk potong rambut.
“Karena saya tidak ingin, menimbulkan masalah di keluarga. Karena situasi pandemi COVID-19, situasi ekonomi keluarga atau warga serba sulit. Sampai begitu saya demi kedisiplinan anak-anak agar mampu mencetak siswa yang berkualitas,” imbuhnya.
Dia menjelaskan tidak ada maksud apapun, murni hanya ingin memajukan sekolah lewat penegakan disiplin siswa di sekolah. “Tidak ada maksud apa-apa, murni hanya untuk kedisiplinan siswa. Saya tidak tahu kejadian ini akan viral di medsos,” tutupnya.
Ketua Komite, I Wayan Puspa Sedana, mengaku baru tahu kejadian itu sekitar pukul 23.00 WITA. “Saya selaku ketua komite sekolah harus bertanggung jawab atas kejadian ini. Saya juga telah cek siswa yang bahunya diinjak di video, dan telah berkoordinasi dengan pihak keluarga. Termasuk mencari pembuat video itu. Saya juga langsung tanyakan kepada siswa yang bersangkutan, apakah trauma atau tidak. Siswa itu bilang tidak, itu biasa-biasa saja,” katanya.
Siswa yang diinjak bahunya juga dihadirkan dalam klarifikasi. Siswa berinisial KN ini mengaku sebelum disuruh push up, dirinya bersama siswa yang lainnya memang sudah diberikan pengarahan agar memotong rambutnya. “Memang sudah disuruh potong rambut, tapi saya belum potong rambut. Bahkan sudah beberapa kali disuruh rambutnya dipotong, bahkan sampai lupa berapa kali dikasi tahu,” ujarnya.
Sementara kakak kandung siswa yang diinjak bahunya, PS, menyayangkan tindakan pendisiplinan itu. “Yang jadi masalah, menginjak bahu dengan kaki itu saja. Kan masih ada tangan, kenapa harus kaki,” sebutnya. (Eka Parananda/balipost)