Riset bertajuk "Dampak Hari Raya Nyepi dalam Pengukuran Parameter Cuaca di Stasiun Pengamatan Sinoptik di Bali" mendapat penghargaan dari Uni Eropa yakni EU Star Award. (BP/edi)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Riset bertajuk “Dampak Hari Raya Nyepi dalam Pengukuran Parameter Cuaca di Stasiun Pengamatan Sinoptik di Bali” mendapat penghargaan dari Uni Eropa yakni EU Star Award. Penelitian yang dilakukan oleh empat peneliti dari BMKG ini dinilai sangat unik dan berhasil menyingkirkan 700 riset yang berasal dari seluruh dunia. Adapun tim peneliti BMKG terdiri dari I Putu Dedy Pratama, Pande Komang Gede Negara, Putu Eka Tulistiawan dan I Ketut Sudiarta.

Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket, Selasa (19/4) di Kantor BMKG Wilayah III Denpasar. Piket di sela penyerahan penghargaan European Union (EU) Star Award, menyampaikan apresiasi atas penelitian yang sangat berkontribusi terhadap pemantauan iklim dan studi kualitas udara.

Baca juga:  Layanan Tera Ulang Belum Maksimal

Terkait kriteria dalam penilaian dari riset tersebut adalah kualitas keilmuan riset yang dilakukan, kemudian relevansi dengan Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji Coba Senjata Nuklir (Comprehensive Nuclear Test-Ban Treaty/ CTBT). Selain itu, kata dia, riset yang dilakukan ini juga membantu untuk memberikan data pada kesiapan bencana dan juga perubahan iklim.

Terakhir terkait originality dari riset yang dilakukan. Karena riset yang dilakukan sangat berakar pada keunikan budaya di Bali. “Ini tentu sesuatu yang unik sekali. Riset ini dipilih dari 700 hasil riset dari seluruh dunia. Ini adalah pencapaian yang sangat baik sekali bagi Bali, Indonesia dan BMKG,” ucapnya

Baca juga:  Ribuan Warga Kapal Ikuti Tradisi Aci Tabuh Rah Pengangon, Polisi Sempat Mengira Gelar "Tajen"

Pihaknya juga menyatakan harapannya agar riset yang telah dilakukan dapat memberikan kontribusi dalam menyusun langkah peningkatan kualitas udara di kawasan perkotaan demi kesehatan masyarakat dan lingkungan.

Deputi Bidang Geofisika, Suko Prayitno Adi, yang hadir pada kesempatan ini, mengatakan terdapat satu tulisan lagi yang membahas tentang Nyepi dari sudut pandang seismologi yang diajukan dalam kegiatan tersebut namun hanya satu yang berhasil lolos untuk dipresentasikan. “Dari 700 riset yang mengikuti konferensi, terdapat 17 penelitian dari Indonesia dan 13 diantaranya merupakan riset dari BMKG, dan salah satunya berhasil meraih EU Star Award. Penghargaan ini merupakan penghargaan EU Star Award yang pertama bagi Indonesia,” ujar Suko.

Baca juga:  Pelaku dan Pengunggah Joged Jaruh Disomasi, Jika Bandel akan Diadukan ke Polisi

Lebih lanjut dikatakan, Indonesia telah bekerja sama dengan CTBTO. Salah satu bentuk implementasi dari kerja sama itu adalah pemasangan 6 stasiun seismik Comprehensive Nuclear Test Ban Treaty Organization (CTBTO) untuk dioperasikan oleh BMKG sejak 2002 silam. “Indonesia merupakan anggota negara anggota perjanjian non proliferasi nuklir dan telah menandatangani ratifikasi pelarangan uji coba nuklir bawah tanah. Oleh karena itu, Indonesia berkomitmen untuk ikut melakukan pemantauan uji coba nuklir melalui sistem monitor seismik yang dioperasikan BMKG”, bebernya. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN