DENPASAR, BALIPOST.com – Petinju Yulius Babu Eha (kelas 60 kg), mematok target mendulang emas, pada Porprov Bali XV/2022. Penyebabnya, dia harus puas meraih perak untuk Klungkung, pada Porprov Bali XIV/2019, di Tabanan, sehingga gagal mewakili Bali ke Pra PON.
Ditemui di Denpasar, Selasa (19/4), Yulius memceritakan, dirinya ingin mewakili Bali ke Pra PON, hingga merebut tiket PON XXI/2024 di Sumut dan Aceh. Soalnya, saat Pra PON sebelumnya, Yulius tak bisa mengibarkan bendera Bali ke Pra PON, sebab gagal merebut emas porprov. “Langkah awal, saya harus bisa menyabet emas porprov, guna memuluskan jalan menuju Pra PON,” tutur petinju yang mutasi dari Klungkung ke Denpasar ini.
Dijelaskannya, ia bisa tampil di PON XX Papua 2021 sebab petinju Gregorius Gheda Dende (64 kg) tak lagi masuk skuad tim tinju PON Bali. Karena itu, Jekri Riwu peraih emas porprov Bali 2019 kelas 60 kg, naik kelas ke 64 kg, sedangkan Yulius turun di kelas 60 kg. “Saya dan Jekri sama-sama menyumbang medali perunggu, di PON Papua ” tutur petinju yang akrab disapa Bayu Eha ini.
Bayu Eha sendiri merupakan adik kandung dari petinju peraih emas PON Papua, Kornelis Kwangu Langu. Sebelum menekuni olahraga adu jotos ini, Bayu Eha adalah pesepak bola dan pelari.
Ia pernah mewakili Kabupaten Sumba Timur, pada Porjar SD se-NTT, di Kupang (2008). “Kala itu, saya masih duduk di bangku kelas 5 SD,” kenang petinju kelahiran Sumba Timur, NTT, 4 Juli 1997 ini.
Bayu Eha juga pernah juara 1 lomba lari 10-K. Bahkan, diam-diam Bayu Eha juga berlatih tinju di Sasana Blezer, Sumba Timur, hingga merebut gelar juara.
Mengetahui bakat dan talenta adiknya, sang kakak Kornelis memboyongnya ke Bali. Bayu berlatih di Sasana Adi Swandana Boxing Camp (ASBC) Panjer.
Bayu Eha pertama kali naik ring pada Turnamen Terbuka Bhayangkara Cup, di Manado, Sulut, dan meraih perunggu. “Event ini cukup bergengsi, da, melibatkan petinju dari 10 negara,” jelasnya. (Daniel Fajry/balipost)