Seorang tentara Ukraina berjalan di depan sebuah pesawat kargo Antonov An-225 Kriya, pesawat terbesar di dunia, yang dihancurkan oleh pasukan Rusia saat serangan Rusia ke Ukraina terus berlanjur, di sebuah lapangan udara di pemukiman Hostomel, Kyiv, Ukraina, Minggu (3/4/2022). (BP/Ant)

KIEV, BALIPOST.com – Pasukan Ukraina yang masih berada di Mariupol diminta untuk menyerah pada saat pasukan Rusia. Hal itu dilakukan untuk berupaya mencapai kemenangan dalam serangan yang dilancarkannya di Ukraina timur.

Seperti dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (20/4), ribuan tentara Rusia, dengan didukung gempuran artileri dan roket, sedang bergerak maju ke medan perang, yang disebut para pejabat Ukraina sebagai Pertarungan Donbas. Sebelumnya, pasukan Rusia sudah menguasai Kota Kreminna.

Baca juga:  HUT ke-60 BPD Bali, Gubernur Koster Minta Perkuat Dukungan Pembangunan Bali

Invasi Rusia, yang sudah berjalan hampir delapan pekan, ternyata berlangsung lebih lama daripada yang diperkirakan. Rusia masih belum berhasil menguasai kota-kota besar sehingga memaksa Moskow untuk mengatur kembali strategi di dan sekitar wilayah-wilayah separatis.

Rusia sebelumnya telah mengeluarkan ultimatum agar pasukan Ukraina menyerah. Namun menjelang batas waktu berakhir, peringatan itu tidak membuahkan hasil.

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan tidak ada satu pun prajurit Ukraina yang meletakkan senjata. Karena itu, Moskow memperbarui tuntutannya tersebut.

Baca juga:  Dirjen Perdaglu Jadi Tersangka Korupsi Minyak Goreng

Di sisi lain, para komandan Ukraina sudah menyatakan tekad tidak akan menyerah. “Angkatan Bersenjata Rusia, murni berdasarkan prinsip-prinsip kemanusiaan, kembali mengajukan tawaran agar para petempur batalion nasionalis dan tentara bayaran dari luar negeri menghentikan operasi militer mereka mulai pukul 14.00 waktu Moskow pada 20 April dan agar mereka meletakkan senjata,” kata Kementerian Pertahanan Rusia.

Amerika Serikat, Kanada dan Inggris sementara itu telah menyatakan akan mengirimkan lebih banyak persenjataan artileri untuk Ukraina.

Baca juga:  Livi Zheng Ditunjuk Jadi Kepala Juri

Presiden AS Joe Biden diperkirakan dalam beberapa hari mendatang akan mengumumkan paket baru bantuan militer senilai hampir sama dengan bantuan pada pekan lalu, yakni 800 juta dolar AS (Rp11,47 triliun), kata beberapa sumber kepada Reuters. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN