I Dewa Gede Rai. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Gubernur Bali, Wayan Koster telah mengeluarkan izin agar pembelajaran lewat Pertemuan Tatap Muka (PTM) bisa dilangsungkan setelah kasus Covid-19 Bali melandai. PTM ini disambut antusias oleh siswa, guru dan orangtua yang selama ini ikut mengawasi dan menemani anak-anaknya belajar secara online.  Sejak tiga minggu PTM yang menerapkan kehadiran siswa 100% dalam satu kelas perlu dipantau dan diawasi. Hal itu terungkap pada cara Dialog Merah Putih di Warung 63 Jl. Veteran 63 Denpasar, Rabu (20/4).

Jubir Satgas Penanganan Covid Kota Denpasar Dewa Rai mengatakan, kondisi saat ini pasca-PTM yang dimulai 1 April lalu berlangsung lancar. Untuk melakukan PTM, persiapan telah dilakukan secara matang agar tidak terulang kasus meningkat pasca-PTM seperti sebelumnya.

Sejak awal tahun sampai saat ini, kasus menurun bahkan melandai bahkan di Kota Denpasar kasus harian sudah di bawah dua digit, di bawah 10. Proses PTM jangan sampai lengah, abai karena status pandemi masih berlaku PPKM  Level II untuk Bali.

Baca juga:  Di Denpasar, Semua Parpol Perlu Perbaikan Berkas

Persiapan PTM yang dilakukan meliputi cakupan vaksinasi ditingkatkan. Vaksin dosis I sudah melampaui target yaitu 137%. Vaksin booster untuk dewasa untuk Kota Denpasar telah mencapai 78%, termasuk di dalamnya ada guru. Vaksinasi akan terus digenjot. Sarana prasarana prokes mulai kedatangan siswa sampai pulang telah dipersiapkan dan telah pula disimulasikan.

Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali, I Ketut Sudarma, S.Sos., berharap kepada guru dan tenaga pendidik konsisten menerapkan prokes di satuan pendidikan. Kompetensi sebagai guru juga harus ditingkatkan bahwa teknologi saat ini memungkinkan secara mandiri guru melatih diri lewat portal pembelajaran.

Orangtua juga diharapkan menjaga anaknya. Jika anak merasa tidak sehat maka bisa meminta izin tidak PTM. Orangtua mesti memastikan anak sampai di rumah tepat waktu.

Kabid Pendidikan SD Kota Disdikpora Kota Denpasar, I Nyoman Suriawan mengatakan, dalam proses pelaksanaan PTM berlangsung baik dan perlu dipertahankan baik oleh seluruh warga sekolah maupun stakeholder pendidikan sehinggan PTM dapat berlangsung terus. Dengan demikian program pemerintah dapat tercapai terutama peningkatan kualitas pendidikan. Ini perlu didukung seluruh komponen dan prokes terus diingatkan sehingga dapat meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan. ”Kami ingatkan agar orang tua siswa dalam antar jemput tepat waktu karena jika terlambat, maka siswa bisa berkerumun,” ujarnya.

Baca juga:  Pascatemuan Siswa Terkonfirmasi COVID-19, Tiga Sekolah di Batam Ditutup Lagi

Ketua PGRI Provinsi Bali Komang Artha Saputra, S.Pd., M.Pd., mengatakan, belajar dari pengalaman PTM  yang pertama, sekolah terus meningkatkan prokes sehinghga PTM kali ini lebih baik lagi. Sebelum PTM, sekolah dan guru telah mengantongi surat persetujuan dari orang tua. Ketertinggalan pelajaran selama sekolah online dapat dikejar melalui PTM. Makanya Artha Saputra yang juga Kepala SMA PGRI 2 Depasar ini berharap PTM  terus berjalan, dipantau dan dievaluasi untuk perbaikan PTM ke depan.

Bagi dia, secara tidak langsung, belajar dan mengajar secara online juga melatih para guru untuk lebih inovatif dan kreatif dalam mengajar. Anak-anak pun senang mulai bersekolah secara tatap muka kembali.

Baca juga:  Alien Child Produksi Album "Euphoria"

Mereka dapat berkumpul dengan teman–temannya sehingga memberi nilai tambah dari pembelajaran PTM ini. “Ketertinggalan pembelajaran dapat dikejar dan Satgas Covid dapat melakukan kunjungan dan pemantauan ke sekolah-sekolah  sambil mengingatkan prokes,” ujarnya sambil menyebut hasil evaluasi dari PTM tersebut dikatakan prokes masih tetap dilakukan.

Merdeka Belajar memberi ruang bagi satuan pendidikan untuk menentukan capaian pembelajaran atau standar kelulusan. Dari kurikulum yang diberikan pemerintah pusat dapat dikembangkan oleh satuan pendidikan sesuai dengan kondisi sekolah tersebut. Diharapkan setelah selesai menyelesaikan pendidikan, output-nya, memberi ruang bagi satuan pendidikan mau menjadikan anak–anak seperti apa.

Terkait wacana Kurikulum Merdeka Belajar pada 2024 dia meminta sosialisai agar intens dilakukan. Selain sosialisasi juga perlu dilakukan pelatihan agar aplikasinya tidak bias mengingat para guru belajar tentang konsep Merdeka Belajar dilakukan secara mandiri. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN