Taksu North Bali saat hadir di talkshow Bali Now yang disiarkan Bali TV. (BP/Dokumen Bali TV)

DENPASAR, BALIPOST.com – Terobosan diambil Tim Pokja Komunikasi Publik ASO (Analog Switch Off) Kementerian Komunikasi dan Informatika. Guna membangun pemahaman, kepercayaan, dan partisipasi publik untuk bersama-sama beralih menggunakan televisi analog ke digital, Tim Pokja menggelar pertunjukan rakyat yang berisi pemahaman saatnya beralih ke siaran TV digital.

Pertunjukan Rakyat ini akan digelar di beberapa daerah dan dimulai dari Kesenian Rakyat Bali. Tema yang diangkat dalam pertunjukan kesenian rakyat itu adalah “Siap-Siap! 30 April 2022 TV Analog di Wilayah Anda akan Dimatikan.”

Lewat pertunjukan rakyat ini, dikutip dalam rilis diterima Kamis (21/4), disampaikan informasi terkait migrasi televisi digital dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Keterlibatan kesenian rakyat ini diharapkan dapat menggapai kalangan komunitas seni budaya dan masyarakat umum.

Pertunjukan Rakyat di Bali ini digelar Jumat (22/4). Tampil Kelompok Taksu North Bali berkolaborasi dengan Sanggar Seni Kebo Iwa.

Personel Taksu tiga orang yakni Luh Ratmini yang akrab disapa Luh Kikik, Jerry S. dan Komang Darwin Setiabudi atau Mang Ajik. Kelompok ini pernah menjadi juara pertama dalam lomba film se-Bali.

Baca juga:  Jembrana Tambah Lagi Enam Kasus Baru Covid-19

Taksu menghadirkan cerita yang kocak, menggelitik dalam mengangkat fenomena migrasi siaran analog ke digital ini. Kocak, kritis, seperti konten-konten yang mereka buat selama ini.

Pertunjukan yang digelar di Studio Bali TV ini tidak hanya bisa disaksikan oleh warga Pulau Dewata. Karena, pertunjukan dilakukan secara virtual via live streaming YouTube di Kominfo TV Siaran Digital Indonesia.

Untuk melengkapi informasi seputar migrasi siaran analog ke digital, dalam pertunjukan rakyat ini akan hadir sejumlah narasumber Mesania Mimaisa Sebayang M.H, Sub Koordinator LPS dan LPA Televisi Kemkominfo), Gede Pramana, ST,MT., Kepala Dinas Kominfo Bali, dan I Gde Agus Astapa, S.Sos, S.I.Kom, M.M., Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Provinsi Bali.

Pesan yang ingin ditegaskan lewat pertunjukan kesenian rakyat ini adalah dengan beralihnya siaran televisi analog ke digital, rakyat Indonesia bisa menikmati siaran televisi yang lebih bersih gambarnya, jernih suaranya, dan canggih teknologinya. Selain itu, untuk menikmati siaran televisi digital, masih bisa menggunakan unit televisi dan antena yang sudah dimiliki.

Baca juga:  Kominfo Pastikan Batas Akhir ASO di November 2022

Hanya tinggal menambahkan/menyambungkan alat konverter frekuensi yang bernama set top box. Hanya dengan membeli 1 kali set top box tanpa pembayaran bulanan karena siaran digital adalah siaran gratis (free to air) yang bisa dinikmati masyarakat melalui frekuensi. Bukan streaming dan tanpa kuota untuk menikmatinya.

Dari serangkaian kegiatan yang dikemas lewat pertunjukan kesenian rakyat ini, Tim Pokja Komunikasi Publik ASO (Analog Switch Off) Kementerian Komunikasi dan Informatika ingin menyampaikan kebutuhan informasi masyarakat terkait televisi digital. Juga pengenalan televisi digital, dasar kebijakan, manfaat penggunaan televisi digital (variasi konten, kanal, siaran olahraga diacak atau tidak, dan lain-lain).

Dijelaskan pula dampak migrasi, teknis/mekanisme migrasi tv analog ke televisi digital (definisi, cara menggunakan dan mendapatkan mendapatkan set top box, perlu ganti TV/tidak, dan lain-lain). Juga mengenai kemerataan distribusi televisi digital, dan digital dividen bagi pemerintah dan sektor industri.

Baca juga:  Ibadah Paskah Dijaga Ketat

Yang paling utama dari pertunjukan kesenian rakyat ini adalah mengajak masyarakat untuk bersiap migrasi dari TV Analog ke TV Digital. Masyarakat harus tahu bahwa migrasi televisi analog menuju digital merupakan bagian dari agenda pembangunan nasional.

Migrasi televisi analog menuju digital pun merupakan jawaban atas kebutuhan masyarakat terkait layanan siaran televisi. Masyarakat membutuhkan tontonan yang mudah, murah, dan nyaman.

Selama ini sebagian besar pengguna televisi analog tidak berbayar merupakan kalangan menengah ke bawah. Mereka bukan pengguna layanan media over-the-top atau televisi broadband.

Melalui siaran televisi digital masyarakat akan mendapatkan tontonan yang bersih, canggih, dan jernih. Hal tersebut merupakan hak dasar yang harus dimiliki sebagai warga negara. (kmb/balipost)

BAGIKAN