TPSS-Sekda Kota Denpasar, IB Alit Wiradana turun langsung untuk mengecek sampah di TPSS , Minggu (24/4). (BP/Ara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kondisi tempat pembuangan sampah sementara (TPSS) di lahan bekas Pasar Loak, Jalan Gunung Agung, kerap kali menjadi keluhan masyarakat. Bila sebelumnya sampah sempat menggunung, kini keluhan kembali datang dari warga sekitar. Karena kondisi bau tak sedap sangat mengganggu warga.

Anggota Komisi III DPRD Denpasar, A.A.Susruta Ngurah Putra, Minggu (24/4), mengungkapkan, pihaknya mendapat keluhan dari warga di sekitar lokasi TPSS Gunung Agung. Tumpukan sampah yang tinggi juga menebar bau tak sedap. Bahkan, akibat sampah yang semakin banyak, ada warga yang mengaku tembok penyengker rumahnya roboh.

Baca juga:  Penataan Pantai Sanur, Ruang bagi Pedagang Harus Jelas Kriterianya

Susruta mengatakan, kondisi sampah di lokasi bekas Pasar Loak tersebut harus menjadi penanganan serius. Karena di lokasi tersebut banyak permukiman warga serta dekat dengan sekolah. “Harus menjadi perhatian instansi terkait, agar tumpukan sampah tidak terlalu tinggi. Cepat angkut sampah secara kontinyu,” ujarnya.

Adanya keluhan seperti itu, jajaran Pemkot Denpasar langsung bergerak cepat. Bahkan, Sekda Kota Denpasar, I.B. Alit Wiradana langsung menuju lokasi TPSS tersebut. Sekda didampingi Camat Denpasar Barat, Lurah Pemecutan, Koordinator TPS, Ketut Nendiyasa, serta Kabag Prokopim Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai melihat penanganan sampah di TPSS itu.

Baca juga:  Tangani Sampah, Pemkab Gianyar Bantu Desa Batubulan Kangin

Alit Wiradana mengatakan, pihaknya tak ingin ada penumpukan sampah lagi sampai berhari-hari bahkan berminggu-minggu di TPS seperti beberapa waktu lalu. “Kami akan pantau terus. Kalau ada yang menumpuk langsung minta DLHK untuk mengatur truk pengangkutan agar segera diangkut,” katanya.

Pihaknya pun mengatakan akan mengutamakan TPS yang sampahnya menumpuk dan meluber untuk diangkut ke TPA. Begitu ditemukan sampah yang menggunung di TPS langsung didahulukan untuk diangkut sehingga tidak menimbulkan bau dan mengganggu lingkungan sekitar. (Asmara Putera/balipost)

Baca juga:  Pengungsi di Sibetan Tinggal Tiga Titik
BAGIKAN