DENPASAR, BALIPOST.com – Politeknik Negeri Bali (PNB) sebagian perguruan tinggi vokasi, memiliki payung unggulan yakni green tourism. Ini sangat sejalan dengan visi Gubernur Bali yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali.
Menurut Direktur Politeknik Negeri Bali (PNB), I Nyoman Abdi, S.E., M.eCom., green tourism harus terus digaungkan. Bahkan, saat ini PNB sudah menyasar seluruh desa wisata di Bali dengan memperkuat green tourism, melalui pariwisata berkelanjutan. “Mereka (desa wisata-red) harus didampingi agar lebih aware pada pariwisata berkelanjutan atau green tourism. Sehingga ini akan menjalar menjadi gerakan di Bali secara menyeluruh. Kalau kita bersama-sama sekabupaten, dengan napas green, tentu Nangun Sat Kerthi Loka Bali ini akan menjadi gerakan massal yang didukung oleh semua kabupaten, sehingga lebih kuat,” kata Abdi.
Selain green tourism, peran PNB sebagai perguruan tinggi vokasi, pencetak sumber daya manusia handal, khususnya bagaimana membuat Nangun Sat Kerthi Loka Bali ini berkelanjutan. Maka dari itu, harus ada sumber daya manusia yang me-maintain secara berkelanjutan. “Kita buat program studi baru yang di-support oleh pemerintah Swiss melalui konsultasi SECO dan pemerintah Belanda melalui konsultan DNO serta kementerian ESDM. Luar biasa di tahun 2021/2022 ini, kembali berlanjut mendapat hibah. Yakni Renewable Energy Skill Development dan Renewable Energy Training Center,” ucapnya.
Melalui Prodi yang dibuat yakni Energi Baru Terbarukan (EBT), tahun ini sudah mulai menerima mahasiswa spesialisasi semester VII dan VIII, dari kelanjutan D III. Mereka yang dari D III, bisa lanjut semester VII dan VIII sehingga bila lulus nanti mendapatkan gelar sarjana terapan spesialisasi energi baru terbarukan.
Prodi baru ini kuliahnya dirancang dari semester I-VIII bagi mereka memang handal di energi baru terbarukan. Program ini menurutnya sangat bagus. Bahkan sudah disampaikan ke Gubernur Bali, bahwa ini program strategis persembahan PNB untuk Provinsi Bali. “Jadi Nangun Sat Kerthi Loka Bali ini akan powerfull, kalau SDM-nya bergerak. Mengingat frekuensinya telah sama, sehingga suaranya akan jelas terdengar,” tegasnya.
Terkait isu green tourism menurutnya semua level di dunia akan menaruh perhatian pada EBT. Apabila di Bali ada ini, program Gubernur Koster yang sangat bagus dan didukung dengan implementasi di lapangan, akan menjadi gerakan internasional yang banyak ditiru. “Kita ingin berkontribusi di sana menyiapkan apa yang dibutuhkan. Apalagi pemerintah Swiss dan pemerintah Belanda sangat mendukung PNB untuk EBT ini,” ucapnya.
Support dari Swiss dan Belanda kepada PNB dalam bentuk peralatan, dana dan SDM pengajar. Untuk SDM seperti diketahui Belanda dan Swiss memang expert di bidang renewable energy, nantinya tenaga kerja yang akan mengajar juga akan di-training. Melalui TOT (training of trainer), tenaga pengajar ini akan mendapat sertifikat internasional. Yang mana mereka nantinya tidak saja diakui secara nasional namun juga bisa diakui di negara lain secara internasional. “Ini tentu akan melambungkan nama PNB sebagai pendidikan tinggi vokasi yang tidak abal-abal,” tegasnya.
Terkait digitalisasi yang menjadi fokus Gubernur Bali untuk menjadikan Bali surganya digital, menurut Abdi, sesungguhnya digitalisasi dan juga renewable energy atau otomatisasi sangat berkaitan erat. Adapun prodi-prodi yang mendukung langsung digitalisasi ini adalah Prodi Teknik Otomasi, Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak, Manajemen Informatika dan Prodi Bisnis Digital.
Kalau empat prodi ini digerakkan secara maksimal, dia yakin akan menghasilkan SDM yang paham dan melek tentang digital. “Jadi bagaimana kita berkontribusi secara maksimal dengan penyiapan SDM yang memiliki kompetensi digital. Sehingga UMKM dan kerajinan di Bali yang masih di-organize secara konvensional, nanti ditingkatkan melalui digital. Sehingga UMKM bisa berdaya saing internasional serta meng-cover market share di seluruh dunia. Ini juga sebagai persembahan PNB untuk Provinsi Bali mendukung digitalisasi,” bebernya. (kmb/balipost)