Sejumlah warga Banjar Batanpoh, Desa Pandak Gede, Kediri mendatangi Mapolsek Kediri, Rabu (27/4). (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Adanya dugaan ancaman yang dilakukan oleh I Made Adi Putra alias Dek Nambe (37), membuat warga Banjar Batanpoh, Desa Pandak Gede, Kediri mendatangi Mapolsek Kediri, Rabu (27/4). Didampingi Kaur Kewilayahan, Dewa Kadek Dicky Prakrisna, warga mengaku resah dengan ulah Dek Nambe yang sering mengancam warga dengan senjata tajam (sajam).

Kedatangan warga Banjar Batanpoh termasuk Kepala SDN I Pandak Gede, I Gusti Putu Sedana ke Mapolsek Kediri sekitar pukul 14.00 WITA. Mereka langsung diarahkan ke Unit Reskrim Polsek Kediri dan diterima Aiptu Olandina.

Dari delapan warga yang mendapatkan ancaman Dek Nambe tersebut, dua diantaranya yakni Putu Alit Saputra dan Gusti Putu Sedana, sempat dimintai keterangan oleh penyidik Reskrim. Usai dimintai keterangan Gusti Putu Sedana menceritakan perilaku kurang baik yang ditunjukkan oleh Dek Nambe.

Baca juga:  Segera Dirumuskan, Besaran Pungutan di Desa Pakraman

Saat bersangkutan datang menjemput anaknya yang duduk di kelas 5 SD, ia bersikeras masuk areal sekolah padahal ada aturan tidak boleh masuk karena pandemi. Bahkan ketika diberitahu perihal aturan sekolah, Kepala Sekolah ini justru mendapatkan kata-kata kasar.

“Saya sempat dikatai-katai kasar, dan semua guru tidak ada yang berani, bahkan karena takut saya memilih ke kantor desa. Karena tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di sekolah,” jelasnya.

Baca juga:  Dua WNA di Bali Ajukan Permohonan Pindah Jadi WNI

Sementara itu Kaur kewilayahan Banjar Batanpoh Dewa Kadek Dicky Prakrisna menyebutkan, pihaknya mengantarkan warga melapor. “Kami mengantar warga untuk meredam keresahan dan amarah sekaligus menghindarkan agar warga tidak main hakim sendiri terhadap terlapor. Kalau tiba-tiba kulkul bulus bagaimana, makanya kami memilih ke sini (Polsek Kediri),” ungkapnya.

Dijelaskan Dewa Dicky, perilaku terlapor terjadi sejak kematian istrinya tiga bulan lalu. Ayah dua anak ini mulai mengancam warga.

Baca juga:  Sambangi Puri, Kapolresta Bahas COVID-19 hingga LGBT

Bahkan informasinya ada juga warga yang diperlihatkan pisau dari dalam tas pinggang yang dipakainya. “Ada sekitar sepuluh warga yang diancam. Kami datang ke sini hanya ingin dapat perlindungan hukum,” terangnya.

Hal senada juga dikatakan Made Wirawan (60) seorang pecalang yang mengaku mendapatkan ancaman dua hari sebelumnya. Meski masih sebatas kata-kata, namun tetap saja meresahkan.

Sementara itu Kanit reskrim Polsek Kediri AKP I Putu Suta Arcana membenarkan menerima laporan warga. “Kami sudah terima laporan warga tersebut, dan pastinya akan segera kami tindaklanjuti,” ungkapnya. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN