Istia Nurmala. (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Di tengah pesatnya ekonomi digital, emansipasi perempuan di dunia bisnis mengalami peningkatan. Womenpreneur ini banyak yang sukses berkiprah dalam bisnis dan membantu perekonomian keluarga.

Para perempuan yang berkecimpung di dunia bisnis ini tak lagi jadi penonton. Berdasarkan laporan dari UNDP (United Nations Development Programme) tahun 2021, 60 persen dari jumlah UMKM yang ada, dikelola oleh perempuan.

Hal ini juga ditegaskan oleh Menteri PPPA (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), Bintang Puspayoga bahwa potensi dan kekuatan perempuan sudah menjadi fakta nyata. “Penyebutan perempuan sebagai Ibu Bangsa tentu bukanlah kiasan semata, peran perempuan mulai dari keluarga, sektor ekonomi, sosial, politik, budaya, dan pembangunan nasional sudah tidak bisa dipandang sebelah mata lagi,” ujarnya dalam rilis yang diterima.

Baca juga:  Di Gianyar, 24 Desa Adat Kelola Objek Wisata

Salah satunya, Istia Nurmala, yang sukses menjalankan bisnis fashion untuk anak-anak semenjak 2018. Menggunakan konsep Golden Circle yaitu Why, How dan What, ibu rumah tangga dengan dua anak ini mampu membangun bisnis dari 0. “Sebenarnya kan kita perempuan itu nggak ada kewajiban untuk mencari nafkah. Tapi apa salahnya sih jika kita diberikan kepercayaan oleh Allah S.W.T dan memiliki skill untuk memberikan tambahan dan juga dapat memperbaiki perekonomian lebih cepat dan lebih baik, kenapa tidak?” ujarnya.

Baca juga:  Hingga Akhir 2021, Kinerja Gemilang BRI Diproyeksikan Berlanjut

Pendiri dari dua brand yang fokus berjualan di marketplace ini juga mengungkapkan menjadi seorang istri juga harus membantu seorang suami untuk mencapai tujuan bersama. “Dari semua tujuan itu kan ada estimasi waktu, mungkin yang tadinya target tercapainya 20 tahun, bisa jadi achieve dalam 5 tahun,” sebutnya.

Saat merintis bisnis, Isti tidak memulainya sendiri. Ia dibantu oleh sang kakak yang juga memiliki visi dan misi yang sama. “Dari awal kita itu fokus jualannya di marketplace. Walaupun saat ini udah ada biaya admin tapi masih worthy. Akhirnya kita masukin foto produk dan lainnya, eh laku jadi nambah (stock) terus,” jelasnya.

Baca juga:  Transaksi Valas di Bali Terus Turun, 41 Persen Jaringan KUPVA BB Pilih Tutup Sementara

Salah satu pelaku industri ekonomi digital, Alixandra Childa juga mengakui saat ini berjualan online memang membantu menekan biaya operasional. Business Manager Pasarind ini mengungkapkan dengan menekan biaya di salah satu bagian, pebisnis bisa memaksimalkan di bagian lainnya.

“Maka dari itu Pasarind hadir dengan biaya bulanan yang sangat worthy dan pastinya sangat membantu teman UMKM dalam mengatur stock dalam berjualan karena ada aplikasi POS dan Kasir Online,” jelasnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN