Petugas menyiapkan vaksin COVID-19 untuk disuntikkan pada penerima. (BP/Dokumen)

JAKARTA, BALIPOST.com – Tradisi mudik lebaran seperti saat ini diriingi meningkatnya aktivitas dan mobilitas masyarakat di berbagai penjuru daerah dapat meningkatkan potensi penularan kasus COVID-19. Dari hasil survei online ketiga dari Kementerian Perhubungan tentang Potensi Pergerakan Orang Selama Angkutan Lebaran ada 5 provinsi di Pulau Jawa yang menjadi tujuan mudik terbanyak hingga 75% dari total pemudik.

Rincian tujuan mudik itu adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Jabodetabek, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara berurutan dari tujuan terbanyak di Jawa Tengah mencapai 27,5% atau 23,5 juta pemudik, diikuti Jawa Timur mencapai 19,6% atau 16,8 juta pemudik, Jawa Barat (non Jabodetabek) 17,2% atau 14,7 juta pemudik, wilayah Jabodetabek 7% atau 5,9 juta pemudik, dan DI Yogyakarta 4,6% atau 3,9 juta pemudik.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito menegaskan dalam upaya mengendalikan kasus pascamudik, capaian vaksinasi COVID-19 di daerah menjadi salah satu faktor penentu. Karena capaian yang tinggi akan membentuk kekebalan komunitas yang baik.

Baca juga:  Sebulan, Rata-rata Temuan Kasus HIV/AIDS di Tabanan Capai 10

“Secara umum, capaian vaksinasi nasional sudah cukup baik, meskipun pemerataan cakupan vaksin ini masih harus terus ditingkatkan. Ditambah pula, kita masih perlu meningkatkan capaian vaksinasi booster,” kata Wiku dikutip dari siaran persnya, Kamis (28/4).

Berdasarkan data capaian nasional, sayangnya ada beberapa daerah dengan cakupan vaksin dosis lengkapnya belum mencapai target 70%. Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, pada kelima provinsi tersebut cakupan vaksin dosis lengkapnya berkisar antara 78 – 100%. Namun, pada cakupan vaksinasi booster-nya masih harus terus ditingkatkan karena baru 2 dari 5 provinsi yang mencapai target 30%.

Jika dirincikan lagi dari 5 provinsi tersebut, rata-rata cakupan dosis lengkap kelompok rentan untuk golongan warga lansia adalah 79 persen dan dosis booster 27,2 persen. Untuk anak (12 – 17 tahun) rata-rata cakupan dosis lengkap adalah 90,4% dan dosis booster masih 2,5%. “Belum meratanya cakupan vaksin dosis lengkap serta capaian booster yang masih perlu ditingkatkan tentunya perlu untuk menjadi kewaspadaan kita bersama,” ingat Wiku.

Baca juga:  Indonesia Umumkan Kasus Cacar Monyet Pertama

Adapun pada kelimanya dapat terlihat perbandingannya, secara berurutan dari tujuan terbanyak di Jawa Tengah cakupan vaksin booster 17,5%, Jawa Timur baru 14,2%, Jawa Barat (non Jabodetabek) cakupan booster 32,3%, Jabodetabek sebanyak 32,2 persen, serta DI Yogyakarta mencapai 29,1 persen.

Pada sisi lain, provinsi-provinsi yang tidak menjadi tujuan mudik tetap harus meningkatkan cakupan vaksinasinya. Sebab nyatanya masih ada provinsi yang belum mencapai target 70% vaksinasi dosis lengkap. Terlebih pula, apabila penduduknya menjadi pemudik ke daerah lainnya. Meskipun provinsi-provinsi ini juga menjadi tujuan mudik meskipun dalam jumlah kecil.

Baca juga:  Sebulan Tutup Karena COVID-19, Taman Rekreasi di Bali Berkeinginan Beroperasi Kembali

Hal ini harus menjadi perhatian pada 5 provinsi dengan capaian vaksin dosis lengkap terendah. Yaitu, Papua cakupan dosis lengkap sebesar 24,6%, Papua Barat cakupan dosis lengkap 44,1%, Maluku cakupan dosis lengkap 44,6%, Sulawesi Barat 52,5% dan Maluku Utara 51,5%.

Dan penting diketahui, dengan kekebalan komunitas dari vaksin dapat melindungi wilayah lainnya. Sebab, semakin tinggi kekebalan komunitas di suatu wilayah, maka semakin kecil potensi penularan di wilayah tersebut. Sehingga, potensi penularan dari masyarakat yang menetap pada wilayah tersebut dan bepergian ke wilayah lain, akan semakin kecil pula.

“Dengan demikian, semakin merata kekebalan komunitas pasca vaksinasi pada seluruh provinsi, maka akan semakin optimal pula kekebalan komunitas pada tingkat nasional,” pungkas Wiku. (kmb/balipost)

BAGIKAN