Arsip - Seorang wanita mendapatkan vaksinasi booster COVID-19 menjelang Tahun Baru Imlek di stasiun utama Taipei, Taiwan, Senin (24/1/2022). (BP/Ant)

TAIPEI, BALIPOST.com – Kasus harian COVID-19 di Taiwan dilaporkan telah menembus angka 10.000 untuk pertama kalinya. Ini sesuai prediksi dan menteri kesehatannya mengatakan kasus infeksi bakal terus meningkat.

Pulau berpenduduk 23 juta jiwa itu telah melaporkan lonjakan kasus sejak awal tahun dan sejauh ini mencatat 51.504 kasus, setelah sebelumnya berhasil mengendalikan pandemi lewat pengendalian ketat perbatasan dan aturan karantina yang keras.

Dengan tingkat vaksinasi yang tinggi, lebih dari 99 persen warga Taiwan yang terinfeksi selama wabah saat ini tidak bergejala atau tidak mengalami sakit yang serius. Sejak 1 Januari, tercatat hanya tujuh pasien COVID yang meninggal.

Baca juga:  Wapadai Puncak Kasus COVID-19, RS Swasta Lakukan Persiapan

Menkes Chen Shih-chung, yang sebelumnya memprediksi kasus harian akan mencapai 10.000 akhir bulan ini, mengatakan Taiwan masih berada dalam fase di mana infeksi akan terus meningkat. “Ini pasti,” kata dia dalam pengarahan pers, seperti dikutip dari Kantor Berita Antara, Kamis (28/4).

Presiden Asosiasi Medis Taiwan dan anggota parlemen dari partai berkuasa, Chiu Tai-yuan, yang duduk di sebelah Chen, mengatakan, masyarakat tak perlu khawatir karena Taiwan kini memiliki posisi yang lebih baik dibandingkan selama wabah serupa tahun lalu, termasuk tingkat vaksinasi yang tinggi. Masker juga masih dipakai secara luas di Taiwan.

Baca juga:  Bali Juara di Indonesia CBR Raceday

Otoritas telah memutuskan untuk melonggarkan pembatasan, termasuk memangkas masa karantina dari 10 menjadi tiga hari bagi kontak dekat pasien. Mereka juga sedang mempertimbangkan pengurangan masa karantina wajib bagi semua pendatang di Taiwan, yang kini ditetapkan 10 hari.

Wabah saat ini terkonsentrasi di utara Taiwan, khususnya ibu kota Taipei, tapi kasus-kasus telah dilaporkan dari berbagai wilayah, termasuk pulau-pulau terpencil.

Respons Taiwan terhadap wabah COVID kontras dengan tetangganya China, di mana Shanghai mengalami penguncian ketat selama empat pekan untuk mengendalikan wabah. Kehidupan berlangsung hampir normal di pulau itu.

Baca juga:  Puluhan Pedagang Positif COVID-19, Pasar Keputran Utara Ditutup Sementara

Pemimpin Taiwan Su Tseng-chang mengatakan pada Sabtu mereka tidak akan mengikuti contoh dari Shanghai. Taiwan telah melaporkan 88.446 kasus dan 860 kematian sejak pandemi dimulai lebih dari dua tahun lalu. (kmb/balipost)

BAGIKAN