Gubernur Bali, Wayan Koster (BP/Ist)

GIANYAR, BALIPOST.com – Aspirasi dukungan dari berbagai komunitas dan kelompok masyarakat Bali terhadap kepemimpinan Gubernur Bali, Wayan Koster untuk maju dua periode mulai tersuarakan. Setelah sebelumnya mendapat dukungan penuh dari Maha Semaya Warga Pande (MSWP) Provinsi Bali/Pusat pada Pesamuhan Agung VI dan Paruman Sulinggih IV MSWP Provinsi Bali/Pusat pada Minggu (24/4) lalu, kini aspirasi dukungan terus bergulir.

Bahkan, komunitas dan kelompok masyarakat tersebut siap mengawal dan memenangkan kader fraksi PDI Perjungan itu. Harapan yang muncul secara spontanitas ini sebagai harapan kebangkitan Bali dan berlanjutnya visi misi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.

Di masa kepemimpinnya bersama Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) telah melaksanakan berbagai program infrastruktur. Baik yang sudah selesai maupun yang masih berlangsung. Di antaranya, Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih yang rencananya akan selesai pada akhir tahun 2022; Shortcut Singaraja-Mengwitani yang rencananya selesai tahun 2023; Pembangunan Pelabuhan Segi Tiga Emas Sanur di Denpasar, Sampalan di Nusa Penida dan Bias Munjul di Nusa Ceningan, Kabupaten Klungkung yang sepenuhnya dibiayai APBN Kementrian Perhubungan RI; Pembangunan Pusat Kebudayaan (PKB) Bali di Kabupaten Klungkung; Pembangunan Kantor Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali dan Kabupaten/Kota Se-Bali; Pembangunan Bendungan Sidan di Badung; Pembangunan Bendungan Tamblang di Buleleng; Pengembangan Stadion Dipta di Gianyar; Pembangunan Pasar Seni Sukawati Blok A, B, dan C di Gianyar; Pengembangan Bali Maritime Tourism Hub di Pelabuhan Benoa; Pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Denpasar yang juga sedang digarap dan sekarang sedang proses tender; dan Pembangunan Turyapda Tower multifungsi.

Baca juga:  Ranperda APBD 2023 Disetujui, DPRD Bali Apresiasi Kecerdasan dan Keberanian Gubernur Koster

Tidak hanya itu, puluhan regulasi dan program inovatif yang berpihak pada kemandirian Bali ditertbitkan. Bahkan, kebijakan dan program tersebut menjadi percontohan nasional. Antara lain, Pelindungan dan penggunaan aksara Bali; Keyboard aksara Bali; Penguatan Desa Adat di Bali; Penggunaan busana adat Bali; Pengelolaan sampah berbasis sumber; Pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai; Sistem pertanian organik; Penggunaan energi bersih; Penggunaan kendaraan motor listrik berbasis baterai; Tata kelola minuman tradisional destilasi arak Bali; Layanan kesehatan tradisional Bali; Reformasi birokrasi dan transformasi jabatan struktural ke jabatan fungsional; Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Krama Bali; Satgas Gotong Royong berbasis Desa Adat dalam penanganan Pandemi Covid-19; Pemanfaatan produk garam tradisional lokal Bali; dan Transformasi ekonomi dengan Ekonomi Kerthi Bali.

Baca juga:  Bertemu Menparekraf, Ini Penegasan Gubernur Koster Soal Dibukanya Kembali Pariwisata Bali

Transformasi ekonomi kerthi Bali ini dimunculkan agar ke depan Bali tidak lagi hanya bergantungan pada sektor pariwisata. Sebab, sektor pariwisata paling rentan terdampak jika tejadi wabah, seperti pandemi Covid-19. Sehingga, diperlukan transformasi struktur dan fundamental ekonomi Bali yang kuat dalam menghadapi goncangan ekonomi dalam skala regional, nasional dan global. Apalagi, konsep Ekonomi Kerthi Bali knk adalah ekonomi untuk mewujudkan Bali berdikari dalam bidang ekonomi yang dibangun dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai filosofi Sad Kerthi dengan memiliki 6 sektor unggulan sebagai pilar perekonomian Bali. Yaitu, sektor Pertanian dengan pertanian organik-nya; sektor Kelautan dan Perikanan; sektor Industri Manufaktur dan Industri Budaya Branding Bali; sektor Industri Kecil Menengah (IKM), Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Koperasi; Sektor Ekonomi Kreatif dan Digital; dan Sektor Pariwisata. Jadi, Konsep Ekonomi Kerthi Bali dengan memiliki 6 sektor unggulannya akan mewujudkan perekonomian Bali yang harmonis terhadap alam, berbasis sumber daya local dan menjaga kearifan lokal, hijau/ramah lingkungan, berkualitas, bernilai tambah, tangguh, berdaya saing, serta berkelanjutan. (kmb/balipost)

Baca juga:  Gubernur Koster Komit Jaga Kesucian Alam Bali
BAGIKAN