BANGLI, BALIPOST.com – Seorang pendaki asal Amerika Serikat, Robert Evans (70), meninggal di Gunung Batur, Minggu (8/5). Musibah pendaki meninggal di Gunung Batur bukan kali pertama terjadi.
Pada Maret, peristiwa serupa juga pernah terjadi. Terkait adanya kejadian itu, Desa Adat Batur pun merencanakan kembali menggelar upacara di Gunung Batur.
Pengemong Pura Ulun Danu Batur, Jero Gede Batur Duuran, Senin (9/5), memastikan pihaknya akan kembali mengadakan upacara pecaruan di Gunung Batur. Upacara, menurutnya, perlu dilakukan mengingat Gunung Batur sangat disucikan sebagai linggih Ida Bhatara.
Mengenai waktunya, pihaknya masih akan melakukan rembug dengan prajuru menentukan hari baik. Ia juga akan memohon petunjuk sulinggih terkait tingkatan upacara yang harus dilaksanakan.
Jero Gede Batur mengajak semua pihak bersama-sama menjaga kesucian Gunung Batur. Dalam menjaga kesucian, menurutnya, perlu membuat syarat dan rambu yang harus dipatuhi pendaki.
Salah satunya syarat kesehatan. “Misalnya yang sudah berusia lanjut, ada sakit, agar disarankan jangan memaksakan diri mendaki,” kata Jero Gede Batur.
Pihaknya juga berharap para pemandu agar selalu mengingatkan pendaki mengenai hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama mndaki gunung. “Tidak saja di Gunung Batur, gunung lainnya yang selama ini banyak didaki petualang seperti Gunung Agung, dan lainnya juga. Harus kita jaga kesuciannya,” terangnya.
Sebelumnya, lansia asal AS meninggal akibat terjatuh dari ketinggian 15 meter saat akan melepas pakaiannya. Pada Maret lalu, musibah pendaki meninggal juga terjadi.
Seorang pendaki asal Bogor, Jawa Barat, Ihya Nurudin Sain (43) meninggal dunia di Gunung Batur. Korban yang merupakan official Tim Persikabo tersebut meninggal akibat serangan jantung. (Dayu Swasrina/balipost)