SEMARAPURA, BALIPOST.com – Setelah libur Lebaran usai, Bupati Klungkung Nyoman Suwirta kembali fokus pada progres pembangunan daerah, khususnya capaian kegiatan fisik di 2022. Setelah dievaluasi, ternyata capaian kegiatan fisik tahun ini dinilai masih sangat rendah.
Maka, Bupati Suwirta meminta lebih cepat dalam menjabarkan sebuah regulasi dan mempercepat proses realisasi anggaran. Evaluasi itu disampaikan langsung Bupati Suwirta dalam apel Senin (9/5), guna mendorong Percepatan Program Pembangunan Tahun 2022 ini.
Memasuki Mei 2022 ini, capaian kegiatan fisik rendah. Paket tender yang berjumlah 46, baru selesai tender hanya 14 paket. Sisanya masih review berjumlah 8 paket, sedangkan yang belum dikerjakan berjumlah 20 paket pekerjaan. Sedangkan untuk kegiatan DAK, tidak ada terealisasi sama sekali.
Capaian berbeda dengan tahun lalu, di 2021 Kabupaten Klungkung menjadi paling cepat di Bali. Menurut Bupati Suwirta, hal ini disebabkan karena terlalu lama menterjemahkan dan mendiskusikan sebuah aturan dan regulasi, sehingga lambat merealisasikan anggaran.
Terkait progress pembangunan, di bidang pariwisata, Bupati Suwirta mengatakan kunjungan wisatawan selama libur Lebaran 2022 ke Nusa Penida mengalami peningkatan yang signifikan, walaupun kemudian terlihat trennya kembali menurun. Hal ini perlu kita cermati perkembanganya, termasuk asal wisatawan dan pola pergerakan menuju destinasi. “Sehingga ‘Sistem One Gate One Destination’ diharapkan dapat secepatnya diterapkan untuk mengoptimalkan penerimaan retribusi,” katanya.
Untuk mecegah terjadinya kemacetan akibat lonjakan kedatangan wisatawan, juga telah disiapkan kantong-kantong parkir bekerjasama dengan pemilik lahan setempat. Ini cukup efektif mengurai kemacetan saat puncak kemacetan selama libur lebaran tahun ini.
Menurut Bupati Suwirta, ini perlu terus disempurnakan kembali, agar semua stakeholder benar-benar siap dalam mengantisipasi segala kemungkinan. Sehingga Nusa Penida dapat memberikan kesan yang aman dan nyaman.
Sementara itu, Bupati Suwirta juga tidak puas dengan progres inovasi program pelayanan publik, karena justru terjadi kemandegan. Dari 17 program inovasi, tercatat, baru 11 program yang lulus administrasi.
Dia berharap agar ini bisa digarap lebih serius, sehingga bisa masuk TOP 15. Semua OPD, Pemerintahan Desa, Camat, Bagian, Badan dan Dinas didorong untuk lebih berinovasi. “Inovasi akan lahir jika OPD mampu memetakan potensi dan masalah. Saya juga instruksikan program e-rekam medik di rumah sakit supaya lebih dioptimalkan,” tegasnya. (Bagiarta/balipost)