DENPASAR, BALIPOST.com – Di tengah melandainya pandemi COVID-19, pelaksanaan Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIV pada tahun ini kembali digelar secara luar jaringan (luring). Kegiatan masih digelar di Taman Budaya Denpasar.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha mengatakan, PKB merupakan wahana dan ruang kreativitas seni budaya, sebagai implementasi Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali. PKB sebagai festival seni terbesar di Provinsi Bali bersifat kolosal, merakyat, bereputasi internasional, merupakan momentum untuk pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan seni tradisi, klasik dan kesenian rakyat. “Untuk PKB tahun ini melibatkan 16.150 seniman dan 200 sanggar, sekaa dan komunitas seni,” ucapnya disela-sela rapat persiapan publikasi PKB XLIV, Selasa (10/5).
Tahun ini, PKB cukup istimewa. Pasalnya pesta para seniman itu berbarengan dengan pelaksanaan 2 event besar, yaitu Bali World Cultural Celebrations (Perayaan Kebudayaan Dunia di Bali) dan Jantra Tradisi Bali sebuah kegiatan apresiasi budaya dengan memberi kesempatan profesi pengobatan dan permainan.
PKB XLIV mengangkat tema “Danu Kerthi-Huluning Amreta,” memuliakan air sumber kehidupan yang akan berlangsung sebulan penuh. Mulai Minggu 12 Juni hingga Minggu 10 Juli 2022.
Materi pokok adalah Peed Aya (Pawai), Rekasadana (Pergelaran), Utsawa (Parade), Wimbakara (Lomba), Kandarupa (Pameran), Kriyaloka (Lokakarya), Widyatula (Sarasehan), dan Adi Sewaka Nugraha (Penghargaan Pengabdi Seni). Pelaksanakan PKB tahun 2022 ini dilaksanakan secara langsung atau dipentaskan di panggung bukan melalui virtual. “Karena itu, pawai pembukaan PKB yang sudah dirancang dengan Peed Aya dengan melakukan syuting, kini berubah menjadi pawai live (langsung),” ucapnya.
Pawai pembukaan berlangsung di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali pada 12 Juni 2022 pukul 14.00-16.30 WITA. Rencananya pawai dilepas oleh Gubernur Bali ditandai dengan pemukulan Gong Beri disambut dengan kebyar Gong Gede dan Semar Pagulingan.
Peserta Pawai sebanyak 25 grup dari Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kabupaten/Kota, Lembaga Pendidikan, Instansi Pusat dan Daerah, BUMN/BUMD, dan Komunitas/Yayasan seni. Para peserta pawai ini sebagai partisipasi murni. Mereka memakai biaya sendiri. (Winatha/balipost)