DENPASAR, BALIPOST.com – Hepatitis Akut misterius yang dikabarkan telah masuk Indonesia dengan ditemukannya 15 kasus, mendapat perhatian serius dari pihak Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Meski sampai saat ini, belum ada laporan bahwa penyakit ini telah masuk Bali, namun langkah antisipatif terus dilakukan.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. I Nyoman Gede Anom, Rabu (11/5), saat ini penyakit ini belum ada di Bali. Namun demikian, pihaknya mengatakan, dengan keberadaan penyakit yang sudah masuk Indonesia, di Bali harus tetap waspada. Masyarakat harus terus diberikan diedukasi terkait penyakit ini.
Anom mengakui harus rutin dilakukan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) ke masyarakat. Selain itu, juga harus rutin dilakukan pemantauan ke masyarakat, melalui kerja sama dengan dinas kesehatan kabupaten/kota, puskesmas, dokter Spesialis Anak di seluruh Bali dan tenaga kesehatan di desa-desa. “Terkait hepatitis ini, harus rutin dilakukan KIE kepada masyarakat, serta mengimbau ke masyarakat agar segera melapor apabila ada anaknya mengalami gejala mual, muntah, diare, demam ringan, peserta yang tiba-tiba kulitnya kuning atau matanya kuning. Kita juga mengimbau agar masyarakat selalu berperilaku hidup bersih dan sehat, agar imun selalu terjaga,” ucapnya.
Saat ini, puskesmas-puskesmas, dokter-dokter spesialis anak di seluruh Bali, tenaga kesehatan di desa-desa, diimbau untuk secara ketat memantau sekaligus melakukan KIE ke masyarakat. Hepatitis tersebut diakuinya, memang belum diketahui penyebabnya. Namun menurutnya yang paling penting adalah masyarakat harus selalu menjaga kebersihan dan pola hidup sehat. “Sampai saat ini belum ada laporan bahwa penyakit tersebut sudah ada di Bali, penyakit ini menyerang anak-anak, kita tetap memantau dan menginstruksikan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota untuk meningkatkan pengamatannya melalui petugas puskesmas,” ujarnya. (Yudi Karnaedi/balipost)