BANGLI, BALIPOST.com – SMP Satap 7 Kintamani yang didirikan Pemkab Bangli di Banjar Bunut Desa Terunyan sudah lama tak beroperasi. Sejak didirikan 2017 atau hampir 5 tahun lalu, sekolah itu hanya beroperasi sekitar tiga bulan.
Pihak Disdikpora Bangli belum bisa memastikan kapan sekolah itu bisa kembali mengadakan kegiatan belajar mengajar. Kekurangan tenaga pengajar alias guru menjadi kendala pengoperasian sekolah tersebut.
Kabid Pembinaan Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdikpora Kabupaten Bangli I Wayan Gede Wirajaya, Kamis (19/5), mengatakan saat awal berdiri, kegiatan belajar di sekolah itu sempat berjalan. Karena sarana prasarana dan tenaga guru di sana masih kurang, siswa di sekolah itu kemudian memilih pindah ke sekolah lain yang ada di wilayah Kintamani dan Suter.
Kata Wirajaya, saat itu guru yang ditugaskan mengajar di sana yakni guru SD yang ada d Banjar tersebut. “Dulu kami memanfaatkan guru SD,” ungkapnya.
Diakui, kekurangan tenaga guru di Bangli menjadi kendala pihaknya untuk mengoperasikan kembali sekolah satap tersebut. Lokasi wilayah Banjar Bunut yang jauh, juga menyebabkan minat guru mengajar di sana sangat minim.
Mengingat dalam waktu dekat akan dimulai tahun ajaran baru, pihaknya mengaku akan mengomunikasikan kelanjutan sekolah Satap tersebut dengan pimpinannya. Ia berharap ada solusi untuk memenuhi kebutuhan guru di sana.
Disebutkan, untuk tingkat SMP, kebutuhan guru minimal 10 orang ditambah tenaga administrasi. Selain itu pihaknya juga akan mengecek terkait dapodik sekolah itu. “Mudah-mudahan tahun ini bisa beroperasi lagi,” harapnya.
Sementara itu, Kepala SD 3 Terunyan I Nyoman Tega mengungkapkan, saat awal beroperasi, guru yang ditugaskan mengajar di SMP Satap tersebut adalah guru-guru di SDN 3 Terunyan. Tidak ada guru khusus SMP yang ditugaskan Pemkab Bangli di SMP tersebut.
Padahal menurutnya untuk mengajar di SMP harus ada guru khusus sesuai mata pelajaran. Sejak tak beroperasi lagi, gedung SMP Satap kosong.
Sesekali pihaknya memakai gedung itu untuk kegiatan belajar siswanya. Ada dua unit gedung yang didirikan pemerintah di SMP satap 7 Kintamani lengkap dengan bangku dan mejanya. “Biar tidak cepat rusak kami suruh anak-anak sekali-sekali belajar di sana. Karena kalau dibiarkan tidak ditempati lama nanti cepat rusak,” ujarnya.
Pihaknya berharap SMP Satap tesebut bisa beroperasi kembali. Sehingga siswa-siswa yang ada di Banjar Bunut dan sekitarnya bisa melanjutkan pendidikan disana. Terlebih dalam waktu dekat sudah mulai tahun ajaran baru.
Disebutkan jumlah siswa di SDN 3 Terunyan yang akan tamat tahun ini dan berpotensi di tampung di SMP Satap sebanyak 14 orang. “Harapan saya karena ini sudah ada gedung, kalau bisa pemerintah segera menyediakan tenaga guru supaya bisa dioperasikan kembali, supaya anak- anak tidak jauh sekolahnya,” harapnya. (Dayu Swasrina/balipost)