MANGUPURA, BALIPOST.com – Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung, melaksanakan pelatihan dibarengi dengan pelaksanaan simulasi penanganan bencana. Namun karena keterbatasan anggaran, dari rencana 10 hingga 15 desa, pelaksanaan tanggap bencana baru dapat dilaksanakan di enam desa.
Kalaksa BPBD Badung Wayan Darma, Jumat (20/5) mengatakan pelatihan dan simulasi tahun ini dilaksanakan pertama kali di Kelurahan Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara. “Tahun ini kami memilih enam Desa/Kelurahan, karena keterbatasan anggaran. Nantinya kami juga akan menyasar seluruh Desa/Kelurahan yang ada di Badung,” ungkapnya.
Menurutnya, simulasi dan pelatihan sejatinya adalah program rutin yang dilakukan setiap tahunnya. Kegiatan simulasi bencana ini dilakukan untuk menjadikan seluruh Desa/Kelurahan siap dalam menghadapi bencana. “Simulasi ini diakui sebagai salah satu program dalam tahapan pra bencana yang dimiliki BPBD Badung,” katanya.
Dijelaskan, dalam simulasi yang dilaksanakan di Kelurahan Kerobokan melibatkan seluruh unsur yang ada. Mulai dari Bendesa Adat, Linmas, Pecalang, Kepala Lingkungan, Kelian Adat, dan lainnya. Pelatihan yang dilaksanakan juga melibatkan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) di lingkungan setempat. “Pelatihan tanggap bencana ini berlangsung selama empat hari, diawali dengan pemberian materi hingga simulasi gempa bumi,” ungkapnya.
Dalam gempa bumi, mantan Camat Petang ini menerangkan, yang paling diutamakan adalah keselamatan diri. Namun saat terjadinya bencana masyarakat diharapkan tidak langsung berlari ke luar ruangan.
Melainkan dalam guncangan gempa dapat berlindung di pinggir ruangan atau di bawah meja terlebih dahulu.
“Pertama saat ada gempa bumi agar mencari tempat yang aman di pinggir ruangan atau kalau ada meja dapat berlindung di sana. Tentunya pertama harus melindungi kepala terlabih dahulu dari reruntuhan. Ketika guncangan sudah mereda baru mendengarkan komando dari petugas yang ada untuk mencari tempat yang lebih aman,” terangnya. (Parwata/balipost)