Ilustrasi. (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Kasus gigitan anjing positif rabies kembali terjadi di kabupaten Tabanan. Kini terjadi di Kecamatan Pupuan, atau tepatnya di Banjar Semoja, Desa/Kecamatan Pupuan.

Anjing yang belum memiliki riwayat vaksinasi antirabies itu sempat menggigit salah seorang warga pada Kamis (19/5). Menurut Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian (Distan) Tabanan, Gde Eka Parta Ariana, Minggu (22/5), pascalaporan kasus gigitan anjing dan setelah dilakukan uji laboratorium terhadap sampel otak hasilnya positif rabies.

Baca juga:  Diduga Rabies, Seekor Anjing Gigit Belasan Warga di Batur Selatan

Pihaknya juga sudah langsung melakukan koordinasi dengan aparat desa (Perbekel). “Koordinasi dengan Perbekel sudah, dan hari Jumat (20/5) tim URC kami langsung ambil sampel dkirim ke BBVET Denpasar, hasilnya positif rabies,” ucapnya.

Namun untuk penanganan lanjutan seperti kegiatan vaksinasi darurat terhadap hewan di sekitar lokasi, termasuk penyisiran anjing yang sempat kontak erat dengan anjing positif rabies, masih menunggu jadwal dan kesiapan aparat di banjar dan desa setempat. “Kami belum diberi jadwal untuk penanganan lanjutan, karena disana (desa) masih ada piodalan,” terangnya.

Baca juga:  Kasus Rabies Muncul di Nusasari

Vaksinasi darurat rabies, lanjut Parta Ariana, sepenuhnya siap. Melihat tingginya kasus rabies khususnya di Tabanan, sampai dengan Mei sudah terjadi lima kasus gigitan positif rabies, pihaknya sudah menyediakan logistik. “Ada 6.000 dosis vaksin kita siap dari APBD 2, intinya kalau desa sudah siap, kami dari kabupaten sudah siap bergerak,” ucapnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Tabanan, dr I Nyoman Susila, menyebutkan korban gigitan anjing di Banjar Semoja, Desa/Kecamatan Pupuan merupakan seorang perempuan berusia 54 tahun. “Sudah ditindaklanjuti petugas Puskesmas Pupuan I dengan pemberian VAR (vaksin antirabies) tahap pertama,” jelasnya.

Baca juga:  Polres Buleleng Distribusikan Ribuan Paket Sembako

Ia menambahkan pasien juga diberikan SAR (serum antirabies) karena risikonya tinggi. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN