Abrasi di Pantai Kuta, Badung. (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Akibat cuaca ekstrem dan gelombang tinggi, abrasi di Pantai Kuta, yakni di lokasi yang berada di depan Setra Asam Celagi, semakin parah. Tak hanya itu abrasi juga hampir menyentuh jalan setapak di sepanjang pantai berpasir putih tersebut.

Meski kondisi abrasi semakin parah, namun hingga kini, dampak abrasi belum tertangani. Pasalnya dalam penataan pantai Seminyak, Legian, dan Kuta (Samigita) yang sudah mulai dikerjakan tidak menyasar penanganan abrasi.

Kondisi ini dibenarkan Project Manager Tunas Jaya Sanur Bianglala KSO Nyoman Agus Sandika saat dikonfirmasi, Jumat (27/5). Sebagai pemenang tender penataan pantai, pihaknya hanya melakukan penataan pedestrian, bangunan nelayan, kuliner, dan tsunami center.

Baca juga:  Tergerus Abrasi, Pantai Kuta Segera Dikonservasi

Untuk pembangunan tanggul, itu akan dikoordinasikan kembali dengan Dinas PUPR Badung. Menurutnya, tanggul tersebut hanya akan dibangun di beberapa lokasi saja.

Lantaran pembangunan tanggul di sepanjang pantai tidak masuk dalam rencana kerja yang telah disepakati. “Contohnya kami akan koordinasikan terkait tanggul di bangunan tsunami center. Nantinya tanggul itu akan kami gunakan untuk proteksi karena bangunan itu berada di bibir pantai,” bebernya.

Baca juga:  Belasan Gepeng dan Pedagang Liar di Kuta Diamankan

Terpisah, Kepala Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Bali-Penida Made Denny Setya Wijaya mengungkapkan, penanganan abrasi di Pantai Kuta dan sekitarnya, sudah masuk dalam program lanjutan yakni Bali Beach Conservation Project fase II. Namun kata dia, saat ini masih dalam proses pembuatan desain dan nantinya pembangunan akan dilakukan pada tahun 2023.

“Untuk di wilayah kuta dan sekitar kami memang memiliki program terkait penanganan abrasi yang nantinya akan bersifat konservasi. Karena kami ingin mengembalikan kondisi yang semula. Dengan melakukan sentuhan-sentuhan sesuai kajian teknis,” terang Denny.

Baca juga:  Wapres Lepas Tukik di Pantai Kuta

Disinggung terkait anggaran yang digunakan, Denny menjelaskan, masih belum dapat diketahui. Pasalnya saat ini masih menunggu proses desai selesai.

Namun ia memastikan dalam pembangunan tanggul penahan abrasi ini juga harus ada pemeliharaan dari pemerintah daerah. “Untuk di Kuta kami sedang proses desain, dari ancer-ancer biaya akan ketahuan setelah proses desain selesai,” bebernya. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN