Desa Adat Batur menggelar upacara caru balik sumpah di jaba Pura Pasar Agung, Kintamani Senin (30/5). (BP/ina)

BANGLI, BALIPOST.com – Desa Adat Batur menggelar upacara caru balik sumpah di jaba Pura Pasar Agung, Kintamani Senin (30/5). Upacara tersebut dilaksanakan setelah adanya beberapa kejadian wisatawan yang melanggar kesucian Gunung Batur.

Dimulai sekitar pukul 10.00 WITA, upacara caru balik sumpah dipuput Ida Pandita Mpu Nabe Siwa Putra Darma Daksa dari Griya Agung Lingga Acala, Banjar Calo, Tegallang, Gianyar. Upacara diikuti masyarakat Desa Adat Batur.

“Tujuan kami melaksanakan upacara ini untuk menyucikan kembali Gunung Batur. karena kami yakini Gunung Batur adalah linggan Ida Bhatara. jika linggih beliau cuntaka, maka perlu disucikan kembali,” kata Pamucuk Desa Adat Batur Jero Gede Batur Duuran.

Baca juga:  Serangkaian IBTK, "Mapepada" Digelar di Bencingah Agung Besakih

Upacara caru balik sumpah yang dilaksanakan kemarin menggunakan beberapa jenis hewan sebagai sarana wewalungan. Diantaranya sapi, babi, kambing, angsa dan lainnya.

Jero Gede Batur mengatakan upacara caru balik sumpah terakhir dilaksanakan beberapa yang tahun lalu. Pihaknya sangat berharap dengan Yadnya yang dilaksanakan ini, kedepan tidak ada lagi kejadian wisatawan meninggal di Gunung Batur atau kejadian lainnya yang menyebabkan Gunung Batur leteh.

Baca juga:  2020, Unesco akan Revalidasi Geopark Batur

Jero Gede Batur pun mengajak semua pihak bersama-sama menjaga kesucian Gunung Batur. Untuk mencegah adanya kejadian yang tidak diinginkan kembali terulang, menurut Jero Gede Batur, pengawasan terhadap pendaki harus ditingkatkan

Wisatawan yang sedang cuntaka, agar tidak diijinkan mendaki. “Mari bersama-sama menjaga kesucian Gunung Batur. Kami harapkan kesucian Gunung Batur terjaga, di sisi lain aktifitas pariwisata tetap bisa berjalan,” harapnya.

Ajakan untuk menjaga kelestarian dan kesucian Gunung Batur juga disampaikan Wayan Sudana, polisi hutan dari resort Gunung Batur Bukit Payang yang turut hadir dalam upacara kemarin. Untuk menjaga kesucian Gunung Batur, Sudana mengaku pihaknya selama ini telah memberikan himbauan kepada para pendaki melalui papan himbauan yang dipasang di kawasan Gunung Batur. “Secara lisan juga ada himbauan disampaikan melalui P3GB,” ungkapnya.

Baca juga:  Sulit Dapat Solar, Pengangkutan Sampah Terganggu

Dikatakan bahwa sejak 23 Maret 2020 hingga sekarang Gunung Batur statusnya masih ditutup untuk aktifitas pendakian. Namun pihaknya tak menampik ada wisatawan yang mendaki tanpa ijin. Terbatasnya jumlah personel diakui membuat pihaknya tidak bisa mengawasi aktifitas di Gunung Batur secara optimal. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN