JAKARTA, BALIPOST.com – PT. GoTo Gojek Tokopedia Tbk (BEI: GOTO, “Grup GoTo”, atau “Perusahaan”), ekosistem digital terbesar di Indonesia, Selasa (31/5), mengumumkan kinerja keuangannya untuk kuartal pertama (Q1) di 2022 dan 2021. Dalam pemaparannya, terungkap pertumbuhan pendapatan bruto naik 53 persen secara year on year (YoY) di Q1 2022.
Menurut CEO Grup GoTo, Andre Soelistyo, sepanjang 2021, pihaknya secara konsisten menjalankan rencana bisnis dengan baik, sehingga mampu menghasilkan pertumbuhan di setiap lini bisnis dan peningkatan margin secara keseluruhan. Pembentukan GoTo, dari kombinasi Gojek dan Tokopedia, berhasil menempatkan perusahaan dalam posisi yang lebih baik lagi untuk melayani konsumen. “Seiring kami semakin memperdalam integrasi bisnis Perusahaan, kami mampu meningkatkan efisiensi operasional, menghadirkan peluang bisnis dengan pendekatan multiplatform serta berinvestasi bagi pertumbuhan dan profitabilitas GoTo,” jelasnya.
Perusahaan operasional mampu mencetak kinerja yang kuat, dengan didukung oleh sinergi ekosistem. Pihaknya fokus mendorong penggunaan antara platform-platform terdepan ini. “Misalnya, kami telah mendorong GoPay menjadi uang elektronik yang paling banyak digunakan di Tokopedia, memperkenalkan penyelarasan status program loyalitas di Gojek dan Tokopedia, serta mengkonsolidasi sistem poin penghargaan kami, GoPay Coins, di seluruh ekosistem. Hasilnya, GoTo mencatatkan pertumbuhan 37 persen untuk jumlah pengguna yang bertransaksi dalam setahun (annual transacting users atau ATU) secara proforma yang bertransaksi di kedua platform Gojek dan Tokopedia selama 2021, dengan kecenderungan berbelanja lebih banyak dan lebih setia dibandingkan dengan pengguna salah satu platform saja,” paparnya.
Sepanjang 2022, pihaknya akan terus mendorong inisiatif-inisiatif ini dan menggunakan keunggulan kompetitif yang ekosistem dimiliki. Ini, sekaligus memaksimalkan potensi pertumbuhan di Indonesia dan Asia Tenggara.
Dengan semakin longgarnya kegiatan masyarakat, peningkatan dan integrasi produk disebutnya akan terus dilakukan. Langkah ini untuk memastikan bahwa GoTo mampu terus melayani pertumbuhan kebutuhan dan jumlah pengguna kami di layanan on demand, e-commerce, dan financial technology.
Sementara itu, Jacky Lo, CFO Grup GoTo, menyampaikan momentum pertumbuhan di 2021 sangat membanggakan, meski di tengah tantangan pandemi COVID-19. GoTo mengakhiri 2021 dengan pertumbuhan kuat dibandingkan dengan tahun sebelumnya (year-on-year), sebagaimana ditunjukkan dengan peningkatan GTV proforma dan pendapatan bruto masing-masing sebesar 40 persen dan 44 persen. “Kinerja Q1 2022 bahkan lebih kuat lagi, dengan pertumbuhan GTV proforma dan pendapatan bruto masing-masing sebesar 46 persen dan 53 persen memberikan indikasi prospek menjanjikan di masa depan.”
Integrasi Gojek, Tokopedia dan GoTo Financial secara lebih menyeluruh diharapkan mampu membawa berbagai manfaat. Ia memaparkan pihaknya pun telah melakukan integrasi lintas platform sejak Mei 2021.
“Di Q1 2022, kami berfokus pada optimalisasi pembayaran insentif dan biaya operasional, dan telah mencatat hasil signifikan sebagai landasan yang kuat dalam upaya kami untuk terus meningkatkan margin. Margin kontribusi dan margin EBITDA disesuaikan meningkat masing-masing sebesar 24 dan 14 poin persentase, antara Q4 2021 dan Q1 2022.”
“Ke depannya, GoTo akan terus mengambil langkah holistik dalam melakukan pengelolaan biaya, mendukung pertumbuhan serta tujuan investasi kami, yang akan memperkuat arah menuju profitabilitas, sekaligus memberikan nilai lebih bagi para pemangku kepentingan,” tutupnya.
GoTo pada Q1 2022 berhasil mencatatkan nilai transaksi bruto (gross transaction value atau GTV) tumbuh 46% year-on-year mencapai Rp140,0 triliun. Sementara itu, pendapatan bruto meningkat 53% year-on-year mencapai Rp5,2 triliun, yang mencerminkan pertumbuhan take rate dari 3,5% menjadi 3,7% didorong oleh peningkatan monetisasi pada segmen e-commerce dan on-demand.
Jumlah tahunan pengguna bertransaksi sepanjang dua belas bulan terakhir (last twelve months annual transacting users atau “LTM ATU”) juga mengalami pertumbuhan 29% dibandingkan dengan tahun sebelumnya (“year-on-year”) mencapai 65 juta, dengan rata-rata pembelanjaan meningkat sebesar 18% year-on-year. Jumlah pesanan (order) tumbuh 41% year-on-year mencapai lebih dari 656 juta pesanan.
Pada Q1 2022, rugi EBITDA yang disesuaikan6 turun 14 poin persentase menjadi Rp5,4 triliun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (Q4 2021) sebesar Rp 6,2 triliun. Pada Q1 2021, Perusahaan mencatatkan kerugian sebesar Rp1,9 triliun yang disebabkan oleh dua hal, yaitu upaya perusahaan menghemat modal menjelang kombinasi Gojek dan Tokopedia sehingga dapat melakukan investasi lintas platform setelah terbentuknya GoTo. Selain itu, reservasi modal ini juga dikarenakan memuncaknya dampak pandemi COVID-19 di Q1 2021 yang membatasi aktivitas dan mobilitas masyarakat di masa tersebut. (kmb/balipost)