Menkes Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan keterangan pers saat acara Kick Off Fasilitas Change Source Penggunaan BBO Dalam Negeri dan Peresmian Pabrik Bahan Baku Obat (BBO) di PT Kimia Farma Sungwun Pharmachopia Delta Silicone 1 Lippo Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (2/6/2022). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Gejala demam tinggi dan bercak merah di kulit pada sejumlah penduduk di DKI Jakarta belum dipastikan akibat pengaruh virus dari tikus. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan hal itu, sebagaimana dikutip dari Kantor Berita Antara, Kamis (2/6).

“Saya sudah mendengar informasinya. Kita ‘double check’ lagi, karena banyak cerita terkait itu, tapi belum tentu benar,” katanya usai menghadiri Kick Off Fasilitas Change Source Penggunaan BBO Dalam Negeri dan Peresmian Pabrik Bahan Baku Obat (BBO) di PT Kimia Farma Sungwun Pharmachopia Delta Silicone 1 Lippo Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Baca juga:  Ketua Dewan Minta Gugus Tugas Tetap Fokus Tangani Covid-19

Menkes mengatakan, seluruh laporan terkait kejadian itu masih ditindaklanjuti sejumlah pihak terkait di Kemenkes maupun Dinas Kesehatan DKI Jakarta. “Seperti laporan hepatitis misterius, ternyata kebanyakan karena Dengue, bukan karena hepatitis yang itu (hepatitis misterius),” kata Budi Gunadi Sadikin.

Kepala Suku Dinas (Kasudin) Kesehatan Jakarta Selatan Yudi Dimyati kepada wartawan di Jakarta menjelaskan delapan warga RT008 dan RT010 Jalan Melati Satu, Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan, belum bisa dikategorikan sakit karena terpapar virus yang dibawa oleh tikus.

Baca juga:  Sebulan, Rata-rata Temuan Kasus HIV/AIDS di Tabanan Capai 10

Pernyataan itu sesuai hasil pemeriksaan sampel tikus yang terperangkap di rumah warga setempat yang diambil oleh Kementerian Kesehatan. Delapan orang itu dilaporkan mengalami demam tinggi dan mengeluhkan adanya bercak merah pada bagian lengan dan kaki dalam waktu berdekatan. (kmb/balipost)

BAGIKAN