Salah seorang pedagang menjual cabai di Pasar Kidul, Bangli. (BP/ina)

BANGLI, BALIPOST.com – Jelang hari raya Galungan, harga cabai di pasar tradisional di Bangli meroket. Per kilogramnya harga cabai rawit tembus Rp 100 ribu.

Selain karena pengaruh hari raya, naiknya harga bumbu dapur tersebut disebabkan karena produksi di petani tidak maksimal akibat cuaca. Beberapa pedagang di Pasar Kidul, Bangli, Minggu (5/6) menyebutkan naiknya harga cabai rawit sudah terjadi sejak beberapa hari terakhir. Kenaikannya terjadi secara bertahap.

Naiknya harga cabai dikeluhkan pedagang. Ketut Sutriani, salah seorang pedagang di Pasar Kidul mengaku naiknya harga cabai rawit, menyebabkan penjualannya menurun. “Kalau yang ke pasar ramai, tapi yang beli cabai sedikit karena mahal,” ujarnya.

Baca juga:  Capaian Upsus Siwab 2018 Lampaui Target, IB Sebanyak 3,9 Jutaan Ekor

Dibanding hari raya Galungan sebelumnya, harga cabai rawit saat ini kenaikannya tinggi. Dikatakan Sutriani jelang Galungan enam bulan lalu, harga cabai rawit terbilang sedang berkisar Rp 40-50 ribu per kilogram.

Selain cabai rawit, disebutkan cabai merah besar, tomat, dan bawang merah di pasar juga mengalami kenaikan. Tomat yang biasanya Rp 5 ribu per kilogram kini harganya naik jadi Rp 18 ribu per kilogram.

Baca juga:  Diuji Coba Penggunaan "Flo" di Tol Bali Mandara

Sementara itu, di tingkat petani harga cabai rawit saat ini mencapai Rp 82 ribu per kilogramnya. Menurut jero Widiarta petani di Desa Songan, Kintamani, penyebab naiknya harga cabai rawit saat ini karena produksi petani tidak maksimal.

Banyak petani cabai yang gagal panen karena cuaca dan tanaman cabainya terserang penyakit antrak. “Disamping karena pengaruh hari raya menyebabkan permintaan banyak,”ujarnya.

Selain cabai rawit, cabai merah besar juga dikatakan mengalami kenaikan harga. Harga per kilogramnya kini Rp 45 ribu. Naik sejak sekitar tiga Minggu lalu. “Sebelumnya harganya Rp 30 ribuan,” sebutnya.

Baca juga:  Distan Denpasar Petakan Sawah Produktif

Harga tomat di tingkat petani juga naik. Dari yang sebelumnya Rp 4-5 ribu per kilogram, sekarang Rp 14-15 ribu per kilogram. “Naiknya sejak habis lebaran,” kata Jero Widiarta. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN